Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Balik Hal-Hal Tabu, Adakah Perlindungan Ekologis?

13 Juli 2023   11:47 Diperbarui: 13 Juli 2023   11:50 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu contoh hal tabu yang berkaitan dengan perlindungan ekologis adalah larangan memotong pohon beringin yang dianggap sebagai tempat tinggal roh leluhur. Masyarakat Sunda percaya bahwa melanggar tabu ini dapat membawa bencana dan kesialan. 

Namun apakah kebenaran makna hal ini ? 

Harus ada hal-hal logis yang mengarahkan pada sebab, akibat, serta dampak yang bisa diolah menjadi kesatuan informasi yang bisa ditelusuri kajiannya, lebih bagus ada hasil studinya, alasan logisnya adalah jika pohon beringin berada di tengah-tengah jalan maka hal ini membahayakan keselamatan, dan jika ditebang dengan tangan kosong atau tidak dengan alat, keselamatan kerja penebang harus dilindungi, jadi tambahan hal-hal mistis lainnya adalah racikan yang ditambahkan sebagai cerita-cerita saja, bisa saja hal ini kontroversi, hal ini bisa ditelusuri lebih lanjut dalam pembahasan Kajian Supranatural yang bisa didalami dari ilmu parapsikologi. 

Kajian Supranatural singkatnya mempelajari makhluk gaib, astral, mistis, dan horror dengan pendekatan holistik (berbagai studi yang berkaitan).  

Selain itu, ada pula larangan memancing di beberapa danau dan sungai tertentu. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesuburan dan keseimbangan ekosistem perairan. 

Masyarakat Sunda meyakini bahwa menangkap ikan di tempat-tempat tertentu dapat mengganggu siklus hidup ikan dan mengancam keberlanjutan populasi ikan di masa depan. 

Namun, penyampaian cerita tabu ini selalu dihiasi dengan cerita menakutkan yang diyakini dan disebarkan tanpa menanyakan siapa pencerita awalnya dan akhirnya diyakini, misalnya tidak boleh memancing didanau berlebihan dihubungkan dengan penghuni kerajaan danau yang memiliki sosok yang tentunya akan digambarkan secara horror. 

Terkadang hal demikian jenaka, namun ketika hal tersebut sudah menjadi bahasan yang populer, diyakini, dinormalisasi, hal ini akan menjadi sugesti yang mengarah pada hal-hal yang akan dibenarkan dan tak terbantahkan, didukung oleh praktisi-praktisi supranatural berbagai zaman. 

Beberapa hal tabu memiliki latar belakang yang kuat dalam mitologi dan cerita rakyat. 

Selain aspek ekologis, banyak juga hal tabu yang berkaitan dengan makanan dalam pandangan antropologis. Setiap budaya memiliki pandangan unik terhadap makanan dan apa yang dianggap pantang atau tabu untuk dikonsumsi. Dalam budaya Sunda, beberapa makanan memiliki status tabu berdasarkan nilai-nilai keagamaan dan tradisi.

Namun, perlu dicatat bahwa pandangan antropologis tentang hal-hal tabu dalam makanan dapat berbeda-beda tergantung pada sudut pandang dan konteks penelitian. Dalam antropologi, aspek budaya dan historis yang membentuk konsepsi tabu makanan dalam sebuah masyarakat harus dibekali berbagai data lintas zaman dan kebenaran sesuai fakta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun