Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Balik Hal-Hal Tabu, Adakah Perlindungan Ekologis?

13 Juli 2023   11:47 Diperbarui: 13 Juli 2023   11:50 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 sumber gambar : dokumentasi pribadi

Apakah hal-hal tabu itu baik ? Belum tentu, ada yang justru menjadi parno dan memberikan negatif karena tidak ada kebenaran yang bisa membuktikan hal-hal empiris, misalnya adalah psedo sains (klaim-klaim yang keliru dan tidak didukung oleh bukti ilmiah yang valid). 

Tabu merupakan larangan yang dihormati karena faktor sosial, agama, atau budaya untuk menghindari atau tidak melakukan sesuatu. 

Tabu sendiri hadir dalam masyarakat dan budaya diawali karena adanya kebutuhan untuk mempertahankan norma, nilai, dan kepercayaan yang dianggap penting dalam menjaga kohesi sosial dan keharmonisan dalam komunitas.

Sekilas tentang norma yang masih berlaku adalah aturan atau standar yang diakui dan diikuti oleh masyarakat sebagai pedoman perilaku yang diharapkan, misalnya dalam suku sunda menghormati orang tua dan memiliki prinsip kehidupan bermasyarakat dimulai dari slogan "silih asih, silih asah, silih asuh" (saling memberikan cinta-kasih, saling kompak/loyal dalam persatuan, dan akrab untuk tumbuh bersama dalam dinamika masyarakat). 

Sedangkan nilai dalam perspektif hidup bermasyarakat merupakan prinsip-prinsip atau konsep abstrak yang dianggap penting dan dijadikan pedoman dalam mengarahkan perilaku dan mempengaruhi pilihan individu atau kelompok, contoh secara umum bisa tentang kejujuran, keramahan, rasa saling menghargai, kebersamaan, rasa gotong royong, dan menghormati leluhur. 

Untuk orang sunda sendiri, leluhur adalah tentang nenek moyang atau orang-orang yang datang sebelum generasi masa kini dan secara turun-temurun dihormati dalam budaya sebagai sumber kebijaksanaan dan ikatan keluarga.

Orang Sunda, salah satu suku bangsa di Indonesia, memiliki beragam tradisi dan kepercayaan yang kaya akan nilai budaya. Salah satu aspek yang menarik dari budaya Sunda adalah adanya konsep ketabuan atau pamali. 

Ketabuan adalah serangkaian aturan atau larangan yang dianggap sebagai tabu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sunda. Tabu ini seringkali berkaitan dengan aspek spiritual, sosial, dan ekologis.

Ketabuan, datang dari asal usul budayayang dapat berasal dari faktor sejarah, agama, tradisi, mitos, atau pengalaman kolektif yang diwariskan dari generasi ke generasi. 

Tabu ekologis dapat menjaga keseimbangan alam, melestarikan sumber daya alam, melindungi habitat dan spesies, serta mendorong keberlanjutan ekologis.

Dalam konteks perlindungan ekologis, banyak hal tabu yang berkaitan dengan keberlanjutan alam dan lingkungan. Masyarakat Sunda meyakini bahwa alam adalah tempat suci yang harus dihormati dan dilindungi. 

Salah satu contoh hal tabu yang berkaitan dengan perlindungan ekologis adalah larangan memotong pohon beringin yang dianggap sebagai tempat tinggal roh leluhur. Masyarakat Sunda percaya bahwa melanggar tabu ini dapat membawa bencana dan kesialan. 

Namun apakah kebenaran makna hal ini ? 

Harus ada hal-hal logis yang mengarahkan pada sebab, akibat, serta dampak yang bisa diolah menjadi kesatuan informasi yang bisa ditelusuri kajiannya, lebih bagus ada hasil studinya, alasan logisnya adalah jika pohon beringin berada di tengah-tengah jalan maka hal ini membahayakan keselamatan, dan jika ditebang dengan tangan kosong atau tidak dengan alat, keselamatan kerja penebang harus dilindungi, jadi tambahan hal-hal mistis lainnya adalah racikan yang ditambahkan sebagai cerita-cerita saja, bisa saja hal ini kontroversi, hal ini bisa ditelusuri lebih lanjut dalam pembahasan Kajian Supranatural yang bisa didalami dari ilmu parapsikologi. 

Kajian Supranatural singkatnya mempelajari makhluk gaib, astral, mistis, dan horror dengan pendekatan holistik (berbagai studi yang berkaitan).  

Selain itu, ada pula larangan memancing di beberapa danau dan sungai tertentu. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesuburan dan keseimbangan ekosistem perairan. 

Masyarakat Sunda meyakini bahwa menangkap ikan di tempat-tempat tertentu dapat mengganggu siklus hidup ikan dan mengancam keberlanjutan populasi ikan di masa depan. 

Namun, penyampaian cerita tabu ini selalu dihiasi dengan cerita menakutkan yang diyakini dan disebarkan tanpa menanyakan siapa pencerita awalnya dan akhirnya diyakini, misalnya tidak boleh memancing didanau berlebihan dihubungkan dengan penghuni kerajaan danau yang memiliki sosok yang tentunya akan digambarkan secara horror. 

Terkadang hal demikian jenaka, namun ketika hal tersebut sudah menjadi bahasan yang populer, diyakini, dinormalisasi, hal ini akan menjadi sugesti yang mengarah pada hal-hal yang akan dibenarkan dan tak terbantahkan, didukung oleh praktisi-praktisi supranatural berbagai zaman. 

Beberapa hal tabu memiliki latar belakang yang kuat dalam mitologi dan cerita rakyat. 

Selain aspek ekologis, banyak juga hal tabu yang berkaitan dengan makanan dalam pandangan antropologis. Setiap budaya memiliki pandangan unik terhadap makanan dan apa yang dianggap pantang atau tabu untuk dikonsumsi. Dalam budaya Sunda, beberapa makanan memiliki status tabu berdasarkan nilai-nilai keagamaan dan tradisi.

Namun, perlu dicatat bahwa pandangan antropologis tentang hal-hal tabu dalam makanan dapat berbeda-beda tergantung pada sudut pandang dan konteks penelitian. Dalam antropologi, aspek budaya dan historis yang membentuk konsepsi tabu makanan dalam sebuah masyarakat harus dibekali berbagai data lintas zaman dan kebenaran sesuai fakta. 

Secara keseluruhan, ketabuan atau pamali adalah bagian penting dari budaya Sunda dan memiliki hubungan erat dengan perlindungan ekologis serta pandangan antropologis tentang makanan. 

Nilai-nilai dan aturan yang terkandung dalam hal-hal tabu ini menggambarkan kedalaman kepercayaan dan kearifan lokal masyarakat Sunda dalam menjaga harmoni dengan alam dan mempertahankan identitas budaya mereka. Karena jika tabu ini tidak hadir, akan banyak berbagai konflik yang terjadi, ketabuan bisa berfungsi untuk fondasi awal untuk melarang tidak boleh mengusik alam tanpa izin dan harus mengerti kehidupan sosial masyarakat yang menempatinya terlebih dahulu. Namun, hal tabu bisa berbahaya jika sudah tidak relevan lagi yang terlalu banyak pengekangan yang justru tidak memberikan fungsi perlindungan sama sekali atau bahkan memberikan hal-hal mudharat dalam praktiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun