Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Mengingat Kembali Protokol Kyoto, "Kompos Mengurangi Emisi CO2"

11 Juli 2023   08:52 Diperbarui: 11 Juli 2023   15:23 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi pribadi

Sedangkan, efek rumah kaca sendiri adalah peningkatan suhu di permukaan bumi akibat penumpukan gas-gas rumah kaca di atmosfer. Gas-gas tersebut, seperti CO2 (karbon dioksida) dan CH4 (metana), menahan panas dari sinar matahari di atmosfer, menyebabkan pemanasan global. Efek ini dapat mengakibatkan perubahan iklim, peningkatan suhu global, pencairan es, naiknya permukaan air laut, dan gangguan lingkungan yang serius.

Peningkatan kadar CO2 dan CH4 di atmosfer disebabkan oleh aktivitas manusia seperti: pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, pertanian, limbah, dan industri merupakan penyebab utama. 

Penggunaan energi fosil menghasilkan emisi CO2, sedangkan deforestasi mengurangi kemampuan penyerapan karbon oleh pohon. Aktivitas pertanian, terutama peternakan, menghasilkan emisi CH4 melalui pencernaan hewan dan pengelolaan limbah. 

Industri dan pengolahan limbah juga berkontribusi pada emisi gas rumah kaca. Penyebab ini mempengaruhi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. 

Kompos dan Protokol Kyoto 

Sumber gambar: https://www.instagram.com/indonesianfoodanthropology/
Sumber gambar: https://www.instagram.com/indonesianfoodanthropology/

Jika membaca buku Compost (The Natural way to make food for your garden) yang ditulis oleh seorang ekologis Ken Thomson, Mengompos memiliki banyak manfaat yang dapat melindungi lingkungan dari kerusakan limbah dan eksploitasi gambut (lapisan bahan organik yang terbentuk dari tumbuhan yang terurai di lingkungan yang lembab dan tidak teroksigenasi). 

Daur ulang limbah rumah tangga dapat mengurangi penggunaan lahan dan meminimalkan limbah yang dibakar atau dibuang ke tempat pembuangan sampah. Para tukang kebun bisa membuat kompos dengan limbah mereka sendiri, menghemat uang, dan menggantikan penggunaan gambut dalam produk tanah dan pupuk. 

Dengan lebih banyak orang yang terlibat dalam mengompos, kita dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, menciptakan keberlanjutan, dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya alam yang terbatas.

Limbah organik dan pembakaran limbah menyebabkan polusi dan efek rumah kaca. Kompos mengurangi emisi CO2 dengan mengembalikan materi organik ke tanah. Penggunaan kompos dapat membantu upaya pengurangan emisi CO2 dan mempromosikan keberlanjutan dengan memanfaatkan limbah organik.

Kompos membutuhkan bahan yang tepat, air, kehangatan, dan udara. Mikroorganisme kompos membutuhkan karbohidrat, nitrogen, fosfor, dan memahami dasar-dasar kompos penting untuk mempercepat penguraian bahan organik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun