Tentu saja, setiap individu selalu memiliki kesempatan untuk menciptakan dan menyediakan ketersediaan pangan di rumah, tidak hanya menghemat pengeluaran anggaran konsumsi, namun bisa menjadi peluang dan hobi baru.
Jika dirasa berkebun di pekarangan sudah tidak memungkinkan, bisa mulai melirik kesempatan kebun-kebun digital yang menawarkan praktik bertani dari kejauhan dan datang ketika panen dalam hal bagi hasil (tentunya harus jelas institusinya dan penyelenggaranya). Cara ni sudah banyak dipraktikkan bagi masyarakat perkotaan di negara-negara skandinavia, dan hal ini efektif.Â
Hal lain bisa melirik vertical garden dan kebun kompleks bersama sebagai kegiatan sosial masyarakat, gotong royong rasanya tidak harus selalu bersih-bersih selokan kan?Â
Namun, bisa dengan berkebun bersama dengan organisasi terkecil untuk pemilihan koordinator dalam penugasan, seperti penyebaran benih, penyiraman, dan manajemen pasca panen dan pembagian. Hal ini bisa jadi bisnis rumahan atau kompleks dan bisa menghidupkan kembali gotong royong dan keakraban bermasyarakat.Â
Benih-benih tanaman pangan sudah banyak tersedia secara daring dan non-daring tinggal dipilih jenis yang mudah dan cepat panen. Ini adalah harapan keberlanjutan sebenarnya, dan sejenak melupakan kegiatan digital dari berbagai notifikasi.Â
Pemerintah bisa kolaborasi dengan setiap individu juga untuk menitipkan tanaman pangan di beberapa rumah, coba saja lakukan di beberapa wilayah dan selalu pantau, masyarakat akan selalu terbuka tentunya jika selalu dilibatkan dan diberikan apresiasi apalagi diberi komisi, akan sangat senang hati.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H