Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Masihkah Berburu Instagenic Food sebagai Kudapan?

6 April 2023   09:12 Diperbarui: 7 April 2023   07:18 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Miles melihat Instagram adalah alat pemasaran yang mudah dijangkau dengan pengikut dan pengguna banyak dan inilah sasaran empuk dijadikan pelanggan bagi produsen karena penggunanya memang ketagihan dan ketergantungan.

Pasar di Instagram terlebih makanan sangat mudah menarik konsumen untuk lebih konsumtif karena memainkan emosi pengguna "jika belum merasakan makanan ini ketinggalan dan ga gaul" intinya demikian, dan buku ini memberikan petuah bahwa memang visual yang baik akan mendongkrak pasar dengan sendirinya, hanya karena estetika, tidak heran jika geliat kuliner itu selalu paling laris setelah pakaian.

Karena cita rasa seseorang dipermainkan pasar dan popularitas dengan dibumbui viral. Siapa yang tidak mau ketinggalan dalam hal ini ? 

Apa Saja yang Biasa diposting Para Instagrammer untuk Instagenic Food? 

Semenjak ada banyak pemengaruh atau influencer makanan dan minuman, tentunya magnetnya postingan dan menjadi tren adalah makanan-makanan yang tidak biasa dan bukan makanan keseharian, banyak sekali hal-hal mustahil bagi beberapa pengguna Instagram lainnya dan pada akhirnya para pengguna rela mengeluarkan banyak uang hanya demi mencoba karena penasaran dan terbawa suasana setelah melihat postingan. 

Biasanya memiliki daya tarik visual yang bikin ngiler, warna-warna pun cerah sesuai dengan teknik presentasi fotografi yang menggugah selera dan membuat khayalan rasa bahwa makanan atau minuman ini akan amat sangat nikmat bahkan akan membuat status sosial terdefinisikan termasuk kalangan bukan orang biasa (manusia kan ingin seperti itu pada kenyataannya, suatu pengakuan atau validasi sekali), terlepas makanan ini lokal atau bukan. 

Rumusnya hanya: menarik dan viral. Soal cita rasa itu bukanlah prioritas. 

Ada beberapa jenis makanan yang disukai para instagrammer untuk memposting Instagenic Food diantaranya: 

  • Sajian buah-buahan dengan campuran smoothie ditaburi beberapa toping sereal (apakah makanan seperti ini yang biasa disantap setiap pagi ketika berangkat sekolah, bekerja, bahkan harga havermuth saja sudah mencapai 15 ribu untuk 1 onsnya, secara realita apakah pendapatannya bisa menjawab postingannya ?)

istockphoto.com
istockphoto.com

Gaya santapan dan kudapan orang-orang Eropa bahkan ala-ala keluarga raja-raja Eropa, memang tidak ada yang salah, namun melihat perkembangan budaya pop dengan kondisi ekonomi yang jika secara jujur melihat ke tempatnya langsung amat sangat berbeda.

Maka dari itu kedai-kedai kecil orang lokal dengan tampilan seadanya akan sangat ketar-ketir yang biasanya menyajikan menu dadar gulung dengan kopi hitam hangat atau teh hangat jeruk nipis akan tidak instagenic food. 

Hal ini akan sangat jauh sekali jika yang diusung selalu kedaulatan pangan atau kuliner, karena selalu berbanding terbalik dengan postingan dan keinginan berbagai generasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun