Hal ini agar ada kejelasan agar tidak menagih-nagih saja dan hal ini wajar untuk konten komersial. Karena memang fluktuatif dan semakin hari akan semakin banyak penyimaknya beserta iklan yang berdatangan.Â
3. Jika ada yang minta gratis, saya tawarkan paket termurah, jika memaksa, saya akan menolaknya dengan tegas, karena setiap penjual jasa ada beberapa mitra dan jasa logistik lain yang perlu dibayar, dan namanya usaha pasti mengejar keuntungan untuk menutup modal awal.Â
4. Membuat kanal official media sosial sendiri, lebih nyaman memiliki eksposure sendiri saja, mau viral atau tidak, tapi ada kepuasan tersendiri dan menjadi rekam jejak yang sesuai dengan branding mandiri.Â
5. Pemilik jasa pariwisata gastronomi seperti saya harus lebih melek informasi digital, kemitraan, fundraising, budgeting, rate card budget, broadcasting, ethical digital journalist, endorsement management, marketing, dan desain (minimal bisa membuat postingan media sosial yang proper/layak tayang, mengedit video dasar, dan bisa mengkombinasikan visual dari beberapa aplikasi).Â
Zaman sekarang, negosiasi, kesepakatan, dan kejelasan itu perlu, karena banyak pihak oportunis yang hanya memanfaatkan saja tanpa mau bagi-bagi hasil jika kontennya meledak. Minimal datang kembali untuk menyampaikan apresiasi, kalau tidak ya cukup komunikasi sebuah informasi.Â
Bagi para konten kreator pemula komersil, etika itu penting sekecil apapun bisnisnya. Karena tidak semua orang berani memulainya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H