Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Ketika Youtuber Pemula Menawarkan "Bayar Pakai Exposure" untuk Pariwisata Gastronomi

3 April 2023   08:32 Diperbarui: 5 April 2023   02:35 1116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi food blogger| Sumber foto: istockphoto.com

Adapun diskon 50% itu adalah jasa saya yang digratiskan untuk media/pers, namun 50% lagi milik mitra karena untuk membayar beberapa produk makanan yang dinikmati dan tiket ke beberapa tempat wisata budaya (memang saat itu tidak ada tiket khusus, tapi ada kotak amal yang perlu diisi oleh beberapa tourist guide/pemandu wisata yang mengajak wisatawan). 

Namun, para konten kreator selalu memaksa meminta gratis karena penawaran marketing yang memang tidak saya butuhkan juga, adapun jika saya ingin promosi saya pasti bayar atau niat membuatnya dengan jasa yang ditawarkan. 

Terkadang penolakan dari penjual jasa pariwisata gastronomi seperti saya menjadi konten kembali atas keburukan pelayanan dengan konten curhat yang dibungkus klarifikasi, di mana hal inilah yang menjatuhkan citra atau branding pemilik jasa. 

Hal ini menurut saya adalah ancaman tersendiri dalam bentuk pemaksaan tanpa kesepakatan untuk pekerja kreatif. 

Saya memilih menawarkan jasa tur pariwisata gastronomi ke sekolah-sekolah untuk study banding/tur singkat, karena banyak keceriaan walau melelahkan, tidak ada beban mental dan reputasi, sekomplain-komplainya guru sekolah dan siswa tidak sampai menjatuhkan nama atau branding yang sudah dibangun susah payah.

Mmereka masih saling menghargai dan inilah yang memotivasi saya dan tim pariwisata gastronomi untuk memberikan jasa terbaik, kadang memberikan buy 1 get 1 untuk guru honorer atau guru yang mau pensiun, boleh ajak cucu kesayangan dan hal-hal kecil lain yang tujuannya agar memorable dari jasa yang ditawarkan, walau bukan hadiah besar. Tapi adanya kepercayaan konsumen adalah kebanggaan juga. 

Hal lain, saya memandang adanya ketidakadilan dalam peliputan yang komersial karena tidak ada bagi hasil. Seharusnya jika penontonnya banyak, konten kreator memberikan beberapa apresiasi ke lokasi ulasan, namun sampai saat ini hal demikian tidak bisa dimengerti karena konten kreator merasa amat sangat berjasa untuk suatu peliputan. 

Itu sebabnya perlu ada aturan dan pengawasan yang jelas, ketika suatu konten memperkaya sebelah pihak. Yang diliput hanya menjadi objek semata. 

Dari hal ini, maka yang saya siapkan jika bekerja sama dengan pemengaruh/influencer adalah: 

1. Jika perlu jasanya, saya tanyakan rate card, agar sama-sama jelas nominalnya, terlebih jika ingin diulas produk atau jasanya. Jika tidak sesuai saya tidak menggunakan jasanya dan bisa menggunakan jasa promosi lain yang lebih otomatis bergentayangan dengan iklan yang ditawarkan oleh media sosial. 

2. Jika ada peliputan komersil, maka saya sudah menyiapkan formulir perjanjian/inform concern sebagai yang diliput. Misalnya, jika tayangannya menembus 1000 viewer, apa yang akan diberikan? Kemudian saya tanyakan kembali jika sudah 1 juta penonton dalam 1 tahun bagaimana? Atau mau bayar apresiasi di depan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun