Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Tutorial Mengulas Makanan Secara Otodidak Berbekal Pengetahuan

2 April 2023   20:19 Diperbarui: 3 April 2023   11:54 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi review makanan (Sumber: Al Arabiya via kompas.com)

Asal-usul menu bisa dilihat dari kata kunci: makanan khas, makanan pokok, kuliner asal, pola konsumsi masyarakat, atau kreasi hasil migrasi kuliner namun masih kental dengan resep original (asli) dari tempat asal penjual. Maka dari itu ilmu sosial budaya itu penting diketahui, agar tidak keliru mengulasnya. Itu sebabnya tidak asal grebek, mendadak, atau tiba-tiba atas nama spontanitas. 

3. Jika ingin fokus pada organoleptik (rasa, aroma, tekstur). Dalam ilmu teknologi pangan dasar, disarankan dalam keadaan tidak lapar agar lebih objektif dalam merasakan berbagai perpaduan bahan-bahan, bumbu, topping, maupun bahan pelengkap yang ditambahkan. 

4. Jika makanan yang disajikan (dalam hal ini adalah sate) tidak sesuai harapan secara subjektif/personal, maka pengulas makanan harus memahami definisi rasa dan tingkatannya. Misalnya dalam mendefinisikan daging yang alot (sudahkah mengetahui tingkatan daging alot itu bagaimana tampilannya? rasanya? teksturnya? bentuknya? pembandingnya?)

Hal ini tentu tidak mudah, makanya perlu bekal informasi dan pengetahuan, karena mendefinisikan ulasan makanan itu tidak sembrono, makanya dalam profesionalitas, mendokumentasikan pembuatan makanan itu sangat sensitif, karena untuk meminimalisir perspektif awam yang kebanyakan tidak memiliki ilmu dasarnya (Hal ini bukan maksud menyinggung, tapi dalam pelayanan makanan selalu ada prosedur ketat, dan selalu ada titik kritis/hazardous). 

5. Setidaknya mengetahui informasi macam-macam jenis teknik pengolahan dan produknya, sehingga ketika mengulas makanan, bisa menyampaikan pengaruh teknik olahnya pada makanan yang dinikmatinya. 

6. Hindari pesanan jasa mengulas makanan yang memberatkan harus mengatakan enak, pengulas makanan dituntut dalam kejujurannya namun disampaikan secara santun dan objektif. Hal ini tentunya perlu jam terbang lebih sering dalam praktiknya, alias tidak ujug-ujug. 

7. Cicipi secukupnya, tidak brutal dan bukan mukbang atau tradisi menikmati hidangan dalam porsi besar dan banyak. Karena akan menghilangkan keakuratan objektivitas organoleptik. Makanya, dalam kegiatan icip-icip selalu tersaji dalam porsi-porsi kecil. Pernah coba? 

8. Gunakan pakaian yang tidak mengundang perhatian, karena akan banyak gangguan ketika melakukan ulasan makanan, selain risih diperhatikan orang jika tempatnya tidak terlalu mendukung, hal ini akan membuyarkan konsentrasi karena terlalu banyak atensi. 

9. Setidaknya lakukan observasi satu sampai dua kali untuk mencoba menu yang sama, alasannya agar daya kecap terbiasa dengan menu yang akan diulas. Sehingga mempertajam definisi ulasan. Akan beda sekali dengan yang hanya mencicipi pertama kali dan selesai begitu saja, setidaknya sudah melatih profesionalisme dalam mengulas. Bahkan pengulas makanan yang sudah pakar dan terbiasa, perlu datang puluhan kali untuk mengulasnya. 

10. Siapkan catatan, jika liputannya akan tayang setelah lulus editorial atau proses editing, agar semua situasi dalam menikmati hidangan bisa terdokumentasi. 

Jika, liputannya langsung, biasakan nikmati dahulu makanannya baru diakhir dijelaskan, agar ketika berbicara tidak muncrat atau mengeluarkan remahan makanan yang ada di mulut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun