Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Roti: Alternatif Sarapan Paginya Orang Indonesia

10 Februari 2023   06:41 Diperbarui: 11 Februari 2023   07:38 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: istockphoto

Roti selalu diposisikan menjadi makanan yang masih asing hingga saat ini, apakah pernah mendengar guyonan orang tua seperti ini : 

"Hoalah, sarapan roti seperti kompeni saja, biar bisa bahasa Inggris makan roti saja, roti makanan orang Eropa, orang kaya sarapannya roti" 

Padahal keberadaan roti jika melihat ulasan berbagai media yang memberikan informasi toko-toko roti tertua di Indonesia sudah ada sejak tahun 1898. Walaupun masih di bawah pengaruh kedatangan para migran karena kepentingan perdagangan, pelayaran, atau pekerjaan yang mengharuskan berpindah dan mencari pemasukan di Indonesia, entah itu berjualan makanan, menggadaikan sisa-sisa harta benda atau hanya sekedar menjadi tempat berkumpul sanak keluarga agar mudah. 

Seperti dilansir Asosiasi Chef Indonesia, bahwa keberadaan toko roti yang paling tua berdiri sejak tahun 1920-an dan ada jika melihat sejarah pendirian dan operasional pertama seperti Toko Roti Go di Purwokerto, Jawa Tengah sejak tahun 1898 sudah ada.

Walaupun kebanyakan pemilik toko roti adalah keturunan tionghoa atau peranakan, namun sejarah singkatnya yang sudah menetap di Indonesia (Lebih Jelasnya bisa ditelusuri pada pembahasan Peraturan Terhadap Orang Tionghoa di Indonesia) yang menyimpulkan bahwa suku Tionghoa yang tinggal di Indonesia sudah dianggap bagian dari lingkup nasional Indonesia sesuai dengan Undang-Undang yang ditetapkan.

Jadi, sudah tidak ada sentimen lagi ya, kecuali Warga Negara Asing yang tiba-tiba menempati Indonesia tanpa mengerti hukum yang ada di Indonesia, itu lain cerita.

Memang dalam menikmati cita rasa yang ada di Indonesia banyak sekali budaya yang berkembang, salah satunya berbentuk produk yang bisa dinikmati hingga saat ini yaitu roti, pilihan sarapan yang mengenyangkan. 

Kehadiran Roti 

Belanda, memang secara cerita turun-temurun roti dibawa oleh orang-orang Belanda dikenal dengan brood, bahasa inggrisnya bread. Singkatnya Roti jadi hadir di Indonesia diperkirakan tahun 1930-an (harus ditelusuri dokumen aslinya, minimal ada sisa-sisa peninggalannya atau sebuah foto lama untuk konfirmasi ini). 

Roti bagi orang belanda adalah makanan utamanya yang dibawa ke Indonesia, dan prajurit Belanda punya banyak stok roti (agar tidak basi dan mubazir) maka orang Belanda pun memperjualbelikannya pada pribumi, tentunya bersaing dengan kudapan bersumber karbohidrat dari Indonesia seperti: kacang rebus, singkong bakar, dan ketupat.

Namun, karena kepraktisannya dan rasanya juga enak, jadinya roti digemari (roti dari orang belanda itu masih bertekstur keras). 

Mengapa Namanya "Roti" bukan "Brood" ? 

Hal ini unik, karena kata Roti berasal dari bahasa sanksekerta  (terbaca : rotyi, rotyah,rotim,rotya,rotyam).

Sebagaimana secara umum di Indonesia sendiri serapan kata-kata yang menjadi Bahasa Indonesia ini macam-macam dari bahasa portugis, bahasa belanda,bahasa spanyol, bahasa inggris, bahasa arab, dll.

Nah untuk Roti atau rotyi ini dalam bahasa sansekerta sendiri yang mendefinisikan roti tawar atau makanan berbahan dasar tepung. 

Sedangkan menurut KBBI sendiri roti memiliki pengertian makanan yang dibuat dari bahan pokok tepung terigu dan roti pun banyak macamnya yang ada di Indonesia seperti : 

Roti Bakar, Roti Hitam, Roti Jala, Roti Kismis, Roti Manis, Roti Mari, Roti Panggang, Roti Putih, Roti Tawar, Roti Sisir, Roti Buaya, Roti Gambang, Roti Sisir, Roti Sobek, Roti Luti Gendang, Roti Bluder, Roti Ganjel Rel, Roti Odading, Roti Panada dan banyak sekali inovasi roti yang hadir menambah cita rasa roti yang bisa dinikmati. 

Roti Menjadi Sarapan bagi Orang Kota dan Orang Desa di Indonesia 

Semua berawal dari kepraktisan karena sibuknya aktivitas keseharian, dimulai dari anak-anak yang harus pergi pagi untuk bersekolah, orang dewasa yang berburu berbagai transportasi karena jam tayang kerja lebih pagi, dan beberapa pekerja yang tidak ada waktu untuk duduk tertib dalam menikmati makanan secara lengkap, dan roti pun menjadi makanan andalan yang bisa dinikmati dalam keadaan apapun dan dalam kesibukan apapun, dengan fungsinya adalah mengenyangkan, karena sumber karbohidrat dari tepung yang digunakan dalam olahannya. 

Orang kota sendiri dihadirkan dengan produk-produk roti dari berbagai jenis. Ada roti yang ditanggung abang-abang dengan rasa klasiknya seperti rasa susu, selai cokelat, selai nanas, taburan keju dan selalu laris jika berjualan ke rumah-rumah pemukiman perkotaan.

Atau, hanya menjajakan dagangannya di tempat-tempat publik seperti di depan stasiun, alun-alun, taman kota atau di tempat yang ramai akan banyak acara. 

Orang desa pun demikian. Banyak industri rumahan yang kini berbisnis roti dengan segmen pasar yang ditentukan dan masih terjangkau.

Ada pula yang berbisnis roti karena peduli pada anak-anak untuk sarapan karena pengalaman punya anak tidak keburu sarapan di rumah dan ingin membuat roti agar anak-anak sekolah bisa sarapan sehat dan kenyang agar semangat belajar di sekolah. 

Roti mungkin saja sejarahnya dibawa dari pengaruh orang-orang asing, namun jika hal asing dipelajari, diterima, diolah sedemikian rupa dengan niat keberlangsungan konsumsi untuk menciptakan solusi, itulah pengaruh baik dari kejamnya kisah sejarah, pasti selalu ada hal baik yang bisa dikembangkan dan malah menjadi tradisi yang bisa dinikmati saat ini. 

Sudah mencoba berapa jenis roti dalam perjalanan hidup anda selama ini ? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun