Skinner dapat mengeksplorasi bagaimana gerakan ini terjadi dan mengungkap berbagai cara minum dan menikmati teh dan kejadian kolonialisme yang bersinggungan, baik di dunia kolonial maupun pascakolonial.Â
Ya, Afternoon tea di Inggris populer karena keberadaan Raja Charless II yang sebetulnya tujuan dari ini adalah hanya mengganjal rasa lapar, karena menjadi kebiasaan dan dilakukan oleh kalangan bangsawan, maka hal ini menjadi populer bersama perkembangan sajiannya, bahkan hari ini sudah banyak pariwisata di Inggris Raya yang menawarkan paket berlibur untuk menikmati teh.
Itulah sebuah tranformasi tradisi yang bisa diadopsi oleh Indonesia, tentunya dengan kebiasaan orang-orang Indonesia pada umumnya, sehingga bisa dinikmati oleh lintas generasi.Â
Kebiasaan Menikmati Cita Rasa di Sore HariÂ
Jika menggunakan studi komparatif (sebut saja membanding-bandingkan), kebiasaa menikmati cita rasa di sore hari yang dilakukan oleh orang-orang Indonesia itu sangat beragam.
Mari melihat sekeliling saja, kurangnya adalah sesuatu yang tidak estetik dan minim dokumentasi sejarah. Bahkan saking sudah menjadi hal biasa jadinya biasa saja dan pada akhirnya tidak penting.
Namun, ketika masuk pada kajian budaya, sebenarnya budaya makan yang mana yang mendefinisikan kebiasaan makan dan menikmati suatu hidangan dari orang Indonesia? Tidak bisa satu suara, tentunya harus banyak suara, itulah hebatnya Indonesia jika selalu kompak menyuarakan cita rasa yang dinikmatinya.Â
Indonesia Masih Punya Generasi 50,60,70-anÂ
Jangan dulu diejek lansia ga berdaya, hanya karena usianya. Mereka adalah sumber informasi otentik dalam hal cita rasa kuliner asli tanpa topping macam-macam.
Silakan saja ikuti bagaimana mereka nongkrong di sore hari. Di Tasikmalaya sendiri tongkrongannya sambil menikmati bersama-sama keluarganya dan koleganya seperti menikmati:
Kupat tahu mangunreja, sorabi haneut isi oncom, ulen bakar, colenak, awug beras, bubur kunyit dan pacar cina kuah kinca dan santan, kue putu, kue lumpur, mie godog, sate gibrig, sate sunda bumbu kacang, soto ayam kampung, bubur ayam original dengan topping emping.Â
Dan perlu diingat menu-menu tersebut masih berjaya hingga saat ini, dengan tempat andalan langganan, hanya waktu saja yang bisa menjelaskan betapa eksisnya makanan-makanan tersebut dan tidak mudah menghilang dan bukan tren sekali saja. Karena penikmatnya turun-temurun.Â