Mohon tunggu...
Repa Kustipia
Repa Kustipia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Gastronomist (Gastronome)

Membahas Gastronomi di @gastrotourism_academy Berhenti Menjadi Ahli Gizi (Nutritionist Registered) di tahun 2021. Bertransformasi Menjadi Antropolog Pangan dan Mengisi Materi Antropologi Pangan di Youtube : Center for Study Indonesian Food Anthropology Selengkapnya kunjungi tautan : https://linktr.ee/repakustipia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Catatan Inovatif dari 7th UNWTO Forum Pariwisata Gastronomi Dunia untuk Para Pegiat Gastronomi

4 Januari 2023   10:55 Diperbarui: 4 Januari 2023   11:36 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun kehilangan es lilin otentik yang terbiasa dinikmati kelompok usia kelahiran 60-an, 70-an, 80-an,90-an. Malah jika menemukan es lilin jadul disebutnya nostalgia karena saking sudah jarang ditemukannya. 

2. Tourist Experiences (Pengalaman Menyantap Makanan dan Budaya Untuk Wisatawan). 

Sumber: unsplash.com/japantourist
Sumber: unsplash.com/japantourist

Jepang memiliki beberapa daerah atau lokasi yang didukung oleh pemerintahnya dalam hal pengalaman pariwisata, misalnya Nara. Lokasi ini ditunjuk sebagai tempat forum ini karena memiliki kelebihan, dulunya daerah ini bernama Yamamoto (penghasil teh di Jepang) dan lokasi inilah yang menjadi daya tarik wisatawan. 

Kontribusi pemerintah, sektor swasta dan masyarakat di Nara punya satu visi yaitu menjadi kawasan wisata teh terbaik dan bisa dinikmati oleh wisatawan domestik atau mancanegara dengan harga dengan fasilitas dan layanan yang disesuaikan serta dibuat rentang paket penawarannya, jadi wisatawan tidak akan protes mahal, karena paket-paket wisatanya disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan secara global. Tidak memaksakan harus menikmati sajian wisata Nara, Jepang. 

Sekarang Indonesia. Terlalu luas rupanya. Lokasi wisata di Indonesia saja, apakah dari akomodasi umum sudah sampai titik tujuan ? 

Rata-rata tidak sampai kalau bukan di kawasan metropolitan, masih harus disambung dengan beberapa kendaraan yang masih manual dan tradisional dalam sistemnya. 

Lokasi wisata pun dipukul rata sama harganya, mau anak kecil mau dewasa, mau orang berduit , mahasiswa/siswa, bahkan orang lokalnya sendiri seharga. 

Adapun paket wisata rata-rata tidak terjangkau spontan. Sehingga jika ada wisatawan berkunjung ke gunung hanya ingin menikmati alamnya untuk kepentingan fotografi saja, dan paket wisatanya ditawarkan lengkap rasanya terlalu memaksakan bisnis pariwisata yang memang tidak diminati dan bukan kebutuhan wisatawan. Dan hal ini masuk pada kesan-kesan wisatawan pada suatu daerah yang dikunjunginya.

3. Melibatkan berbagai agen perubahan diantaranya pemuda-pemudi dan perempuan.

Sumber: unsplash.com/japantourist
Sumber: unsplash.com/japantourist
Jepang sudah bisa menggaet beberapa pemengaruh muda yang dilibatkan dalam kepentingan pariwisata gastronominya karena pemerintahnya mendukung dan mengalokasikan dana untuk keterlibatan partisipatif. Sehingga tidak heran, jika kunjungan wisatawan muda itu banyak ke Jepang karena yang promosinya anak muda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun