Ada banyak istilah dalam bidang makanan dan minuman bahkan pangan. Namun, hal-hal yang sebutannya terkesan ilmiah, berbagai istilah yang sulit jarang diketahui oleh banyak orang, padahal menikmatinya dari produk yang sudah diciptakan.Â
Namun, tidak ada salahnya mengenal Food Pairing ini, karena siapa tahu, ternyata banyak orang potensial dalam kemampuan ini.Â
Food Pairing menurut Buku The Art & Science of Foodpairing yang ditulis oleh Johan Langenbick, Peter Coucquyt, Bernard Lahausse singkatnya adalah cara identifikasi dengan metode ilmiah yang memadukan rasa dari setiap bahan pangan.
Itu juga termasuk makanan dengan mempertimbangkan semua aspek indrawi agar tercipta rasa yang baru dan cocok sehingga menambah kelezatan.Â
Sedangkan dalam istilah industri makanan dan minuman Food Pairing adalah pasangan makanan yang cocok dari sudut pandang rasa dengan kombinasi.Â
Apakah setiap orang bisa melakukan Food Pairing? Tentu saja jika kemampuan dasar tentang identifikasi aromanya baik. Karena food pairing diawali dari kemampuan membaui suatu aroma terlebih dahulu.Â
Bahkan menurut Johan Langenbick dalam bukunya itu menjelaskan bahwa seorang profesional chef yang sudah terlatih kadang bisa terkecoh dan tidak bisa secara cepat mengidentifikasi bau atau aroma jika dalam masakan.Â
Tapi hari ini tidak perlu khawatir, para ilmuan makanan sudah membuat panduan komoditas pangan atau bahan makanan yang bisa dicocokan untuk berlatih menciptakan cita rasa yang cocok dan baru.Â
Bahan-bahan yang memiliki molekul aroma penentu kunci yang sama rasanya enak bersama adalah dasar ilmiah dari metodologi Food Pairing.Â
Cara sederhana dalam melakukan food pairing yang ditulis oleh Ashley Bentley dalam publikasinya yang berjudul The Science of Taste yang memberikan tips memulainya adalah sebagai berikut:
1. Â Jika hidangan banyak mengandung LEMAK seimbangkan dengan asam. Misalnya: jus jeruk nipis akan memotong lemak alpukat.Â
2. Jika hidangan terlalu SALTY (Asin) Gunakan tambahan rasa manis, bisa campurkan gula sebagai penyeimbang.Â
Misalnya: Ubi jalar panggang yang sudah manis tidak perlu diberi pemanis, bahkan jika suatu makanan panggang keasinan segera berikan rasa manis agar rasa yang tercipta menjadi gurih.Â
 3. Jika hidangan Terlalu MANIS tambahkan garam atau rempah-rempah. Alasannya karena rasa yang kontras akan membantu mengurangi rasa manis sehingga seimbang.Â
Misalnya: Jika permen karamel bercita rasa asin, itu karena ada tambahan garam untuk menyeimbangkan dari resep yang terlalu manis.Â
Pernah mencoba mencicipi permen karamel asin? Manisnya masih terasa tapi ada selewat rasa asin, itulah penyeimbangnya.Â
4. Jika hidangan terlalu LEMBUT, seimbangkan dengan sesuatu yang renyah. Karena tekstur sangat penting dalam suatu hidangan sedangkan selera setiap orang selalu berbeda.Â
Misalnya: menambahkan taburan kacang parutan kasar pada adonan selai kacang yang terlalu lembut dan benyek, sehingga akan men ggugah selera.Â
Hal lain terkait food pairing adalah semakin banyak kombinasi masakan akan merangsang sel otak untuk lebih aktif merasakan cita rasa masakan.Â
Food pairing tingkat mahir dilakukan di laboratorium teknologi pangan,teknologi pangan industri, gizi kuliner dan sains, dan dapur profesional dengan melakukan analisis kimia makanan yang memadukan senyawa aroma dengan bantuan kromatografi gas makanan.Â
Sebagaimana diketahui bahwa kromatografi adalah teknik pemisahan molekul berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk memisahkan komponen yang berada pada larutan.Â
Tujuannya adalah mengukur bau atau aroma kunci untuk membandingkan konsentrasi aroma dengan batasan ambang rasa masing-masing.Â
Aroma utama yang keluar itulah aroma kunci yang akan dinikmati dari suatu makanan, hidangan atau kudapan jika digunakan.Â
Bagaimana apakah sudah tertarik meramu cita rasa dengan ilmu sederhana dari Food Pairing ? Ternyata ilmu makanan dan seni mengolah makanan masuk dalam kategori sains juga, kan?Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI