Baru satu bulan berikutnya Full Fruits. Mengapa demikian ?Â
Karena, diawal-awal kalau langsung berubah drastis itu lambung saya kaget dan gejala yang saya rasakan : konstipasi, sakit lambung, dan 3 hari kemudian diare dan mencret-mencret (iyalah biasanya sarapan karbo dan lengkap segala ada, tiba-tiba saya lahap mentimun kukus, yaudah mengalir deraslah) dan jadi serba lemas, namanya diare itu ga ada yang strong, karena diperas habis.
Diare sembuh, dan udah bisa mereduksi non-fruits. Baru 1 bulan penuh itu saya beneran frutarian (buahnya buah-buahan yang ada di pasar, swalayan, dan kadang yang ada di mini market dan sesekali ada kacang-kacangan).
Gimana rasanya jadi frutarian ?
Satu minggu pertama : Â terasa sangat lapar dan seperti burung saja yang makan buah-buahan, begini jadwal makannya :Â
- pagi-pagi makan pisang,
- siang makan pepaya,
- sore ke magrib makan blewah, melon, buah naga.
- Tengah malam lapar lagi makan pisang.
Masuk dua minggu, terasa enteng tapi karena aktivitas saya mobile, ya akhirnya terasa lapar kembali.Â
Jadi menurut saya frutarian itu cocok untuk yang kerja kantoran yang aktivitasnya kebanyakan diemnya atau ga mobile. Cenderung santai ya, tidak beraktifitas berat.Â
Minggu ketiga dan keempat : sudah mulai terbiasa tapi kalau jadwal makan telat/ga karuan, itu lambung saya perih dan muka saya pucat kaya kurang gizi, emang iya kurang lemak. Kandungan gizi buah-buahan dominasinya micro nutrients/gizi mikro.Â
Kesan saya selama jadi frutarian :
Karena saya mudah merasakan lapar ketika beraktivitas dan mengharuskan "craving" atau ngemil saya tidak melanjutkan menjadi frutarian.Â
Tapi, menurut informasi yang saya telusuri menjadi frutarian cocok dilakukan bagi yang sedang program mengurangi berat badan dan mereduksi lemak dan ingin mengontrol diri.Â