Baik itu dalam pelestarian alam dan memanfaatkannya untuk kelangsungan hidup, adanya adaptasi budaya dengan ekologi juga memiliki alasan filosofis tersendiri.Â
Misalnya jika dikaji dari sistem produksi hewan ternak, Â tidak semata-mata harus diburu setiap saat, ada waktunya dan hal ini dikarenakan adanya pengetahuan lokal tentang memperlakukan buruannya.Â
Begitu juga dengan teknik bertani dan berkebun lainnya.
3. Psikologi.Â
Dorongan biologis dan psikologis mempengaruhi bagaimana manusia mengarahkan perilaku terhadap : lingkungan, manusia, hewan peliharaan, hewan ternak, komoditas pangan dan cuaca.Â
Ada pengalaman turun-temurun yang mengolahnya menjadi suatu informasi, maka dari itu dalam sistem pangan ini setiap manusia akan memiliki kesadaran akan kebutuhan tentang keberlanjutan kebutuhan dasar seperti : sandang, pangan, papan dan teknologi jika hari ini.
Pendekatan biokultural ini akan menjadi refleksi dan evaluasi tentang betapa kerasnya dan cepatnya kemajuan perubahan global ini, namun dengan pendekatan biokultural dikembalikan lagi bahwa apa yang ditanam dan dipelihara memiliki fase istirahat sejenak untuk bertumbuh dan berkembang.Â
Sehingga nilai-nilai kemanusiaan pada ekologi akan lestari, harapannya pendekatan ini bisa digunakan tidak hanya di Indonesia namun di negara manapun, kuncinya adalah mau tetap bersinergi dengan keberagaman tanpa harus merusaknya.Â
Dokumentasi pengajuan pendekatan biokultural dari Indonesia :Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H