Semoga dengan bekal tersebut, kita bukan termasuk yang lebih peduli pada pakaian baru jelang hari raya Idul Fitri & aneka kue serta minuman berwarna yang bisa disajikan di meja tamu. Semoga pula kita masuk dalam golongan manusia yang gemar mencari kesejatian diri dari Ramadhan yang belum tentu bisa kita temui tahun yang akan datang. Wallahu'alam bi ash-shawaf. [] Â
Â
Marhaban ya Ramadhan...
Â
[1] Sila merujuk kitab Al-Misbah Al-Munir fi Tahzib Tafsir karya Ibnu Katsir, 1999: h. 103.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!