Mohon tunggu...
Reno Maratur Munthe
Reno Maratur Munthe Mohon Tunggu... Penulis - Reno

Munthe Strategic and International Studies (MSIS)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filosofi Bertahan Hidup Zig-Zag Ala Yahudi

14 November 2021   00:26 Diperbarui: 16 November 2021   08:58 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat kondisi realita hidup saat ini, cukup banyak kita melihat orang di sekeliling kita yang depresi dengan keadaan stuck atau bingung mau melakukan apa dan bagaimana.

Keadaan yang demikian membuat tidak sedikit orang yang akhirnya melakukan hal-hal yang fatal dan berakibat lebih buruk bagi hidupnya tersebut. 

Tak dapat dipungkiri, tidak banyak orang yang berani keluar dan berlari menjauh dari zona nyamannya masing-masing. 

Jangankan berlari menjauh, melompat selangkah keluar dari zona nyaman pun, tak jarang bukan menjadi keputusan yang familiar diminati orang kebanyakan. Hal ini-pun masih lebih baik bila dibandingkan dengan zona yang ditempati justru bukanlah zona nyaman. 

Kita semua sepakat, tidak semua hal yang terjadi di dunia ini dapat selalu seturut dengan apa yang kita impikan. Sudah bersusah payah-pun masih belum menjamin hidup yang lebih baik dan nyaman, apalagi sebaliknya.

Disinilah batas kita sebagai manusia "dipaksa" mengerti bahwa kita hanyalah makhluk kecil tak berdaya dibandingkan alam semesta dan segala magis isinya.

Pada titik ini, kreatifitas kita - yang katanya makhluk paling sempurna - dituntut untuk mencari hal baru yang bisa kita coba untuk jajaki dalam mengisi ruang stuck yang sedang kita hadapi. Apapun itu, kita berhak mencoba dan mengujinya.

Yang penting keluar dari dunia stuck tadi dulu. Jangan malah bermental seperti kebanyakan milenial kini, yang sangat rapuh dalam menghadapi ujian kehidupan. hehe

Filosofi ini disebut juga dengan filosofi zig-zag. Bila posisi anda saat ini berada di tengah dan anda sudah stuck dalam hal itu, maka anda anda bisa bergeser ke kanan dan ke kiri, ke depan atau mundur ke belakang.

Setidaknya anda bergerak dan tidak berdiam diri pada satu titik itu saja. Itulah maksud dari filosofi zig-zag.

Filosofi inilah yang dijalani dan menghidupi orang-orang Yahudi. Mereka akan selalu bergerak ke setiap sisi bilamana mereka menghadapi satu rutinitas yang stuck.

Mereka tak pernah mau berdiam diri disitu-situ saja. Oleh sebab itulah suku dengan Abraham sebagai Bapak leluhur Bangsa-nya ini selalu ada dan hidup dimana saja mereka pergi dibuang ataupun merantau. 

Tidak ada yang menyangka seorang Deddy Corbuzier yang awalnya berkecimpung dan menjadi "master" pada bidang mentalist dan magician bakalan menjadi seorang podcaster paling berpengaruh di Indonesia seperti saat ini.

Pun juga tak ada yang mengira seorang Ruben Onsu yang semula dikenal sebagai host terkenal bakalan dikenal sebagai pengusaha "ayam" yang memiliki omzet dan outlet begitu banyak di negeri ini. 

Tak ada satupun kosakata bahasa dunia yang dapat menyerap kata zig-zag ini. Mungkin bahasa inggris-lah menjadi satu-satunya bahasa yang mencoba memberikan arti dalam kamus besarnya. 

Kita tak perlu meniru sifat-sifat tidak baik dari bangsa Yahudi. Tapi kita harus belajar hal baik yang mereka warisi dan lakukan dalam hidup mereka, sehingga membuat mereka menjadi salah satu suku bangsa paling berpengaruh di dunia saat ini. Tidak ada yang dapat menolaknya. 

Apakah anda siap untuk melanjutkan hidup dengan berpindah secara zig-zag? Selamat menjalaninya, dan selamat menemukan hal-hal baru yang akan anda temukan di kehidupan anda kedepan! Happy Weekend! -RM. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun