Mohon tunggu...
Reno Maratur Munthe
Reno Maratur Munthe Mohon Tunggu... Penulis - Reno

Munthe Strategic and International Studies (MSIS)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dengungan Buzzer Politik dan Reduksi Demokrasi Ditinjau dari Teori Negara Hukum

8 November 2021   16:36 Diperbarui: 8 November 2021   16:55 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Buzzer. (Shutterstock)

Hasil penelitian dari dua peneliti Oxford terkait kemunculan Pemasaran Terpadu Politik Partisipatif atau Integrated Participatory Political Marketing (IPPM) dan Kampanye Politik Daring dan Mediasi Campuran atau Mixed Mediated and Online Political Campaigning (MMOPC) sepanjang tahun 2012 dalam pemilihan salah satu propinsi di Indonesia, dapat dilihat bahwasanya tim sukses pasangan calon dengan berhasil menunjukkan citra salah satu pasangan calon yang sukses mendapat perhatian publik kota tersebut yang akhirnya tertarik memilih dibanding kandidat calon lainnya. 

Strategi tim sukses salah satu pasangan calon yang mencoba membangun dan membangkitkan kampanye perang darat menggunakan tatap muka tradisional pemasaran langsung dan kampanye atau dikenal dengan blusukan untuk meningkatkan fungsi komentar dari perang gelombang udara dan kampanye perang daring.

Hal ini dimanfaatkan juga oleh para buzzer politik dalam mengampanyekan pasangan calon tersebut untuk menunjukkan ke pemilih betapa sederhana dan "mau bekerja sampai turun ke lapangan" yang tentunya menarik perhatian warga pemilih. 

Oleh sebab itu citra yang biasanya dipandang publik dari yang sebelumnya hanya terbatas citra jargon-jargon saja, menjadi terfokus pada kandidat terbaik ialah "siapa yang mau menyentuh masyarakat dengan bekerja di lapangan langsung". 

Dengan demikian, kandidat lainnya yang tidak melakukan metode hal yang sama menjadi dipandang buruk dan tidak memenuhi standar calon pemimpin sesungguhnya. 

Hal ini ditambah dengungan para buzzer politik yang menyebarkan di media sosial bahwa begitulah sesungguhnya calon pemimpin yang benar. /RM. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun