Hasil penelitian dari dua peneliti Oxford terkait kemunculan Pemasaran Terpadu Politik Partisipatif atau Integrated Participatory Political Marketing (IPPM) dan Kampanye Politik Daring dan Mediasi Campuran atau Mixed Mediated and Online Political Campaigning (MMOPC) sepanjang tahun 2012 dalam pemilihan salah satu propinsi di Indonesia, dapat dilihat bahwasanya tim sukses pasangan calon dengan berhasil menunjukkan citra salah satu pasangan calon yang sukses mendapat perhatian publik kota tersebut yang akhirnya tertarik memilih dibanding kandidat calon lainnya.Â
Strategi tim sukses salah satu pasangan calon yang mencoba membangun dan membangkitkan kampanye perang darat menggunakan tatap muka tradisional pemasaran langsung dan kampanye atau dikenal dengan blusukan untuk meningkatkan fungsi komentar dari perang gelombang udara dan kampanye perang daring.
Hal ini dimanfaatkan juga oleh para buzzer politik dalam mengampanyekan pasangan calon tersebut untuk menunjukkan ke pemilih betapa sederhana dan "mau bekerja sampai turun ke lapangan" yang tentunya menarik perhatian warga pemilih.Â
Oleh sebab itu citra yang biasanya dipandang publik dari yang sebelumnya hanya terbatas citra jargon-jargon saja, menjadi terfokus pada kandidat terbaik ialah "siapa yang mau menyentuh masyarakat dengan bekerja di lapangan langsung".Â
Dengan demikian, kandidat lainnya yang tidak melakukan metode hal yang sama menjadi dipandang buruk dan tidak memenuhi standar calon pemimpin sesungguhnya.Â
Hal ini ditambah dengungan para buzzer politik yang menyebarkan di media sosial bahwa begitulah sesungguhnya calon pemimpin yang benar. /RM.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H