Mereka mulai melihat sekeliling, mencari solusi. Lalu salah seorang dari mereka menunjuk ke atap rumah dan berkata, "Bagaimana kalau kita naik ke sana? Kita bisa membuka atap dan menurunkan dia langsung ke tempat Yesus!"
Ide itu terdengar gila. Tapi sahabat-sahabat ini rela melakukan apa pun demi menolong teman mereka. Dengan hati-hati, mereka memanjat ke atas atap rumah itu sambil mengangkat pria lumpuh di tikar.
Bagian 3: Membuka Atap untuk Bertemu Yesus
Di atas atap, mereka mulai bekerja. Atap rumah itu terbuat dari tanah liat dan kayu. Dengan tangan mereka, mereka mencungkil tanah dan membuka ruang yang cukup besar untuk menurunkan teman mereka.
Di bawah, orang-orang terkejut melihat cahaya matahari masuk melalui lubang di atap. Debu dan serpihan kecil berjatuhan ke lantai. Semua mata tertuju ke atas. Lalu perlahan, mereka melihat seorang pria yang terbaring di atas tikar sedang diturunkan ke dalam rumah dengan hati-hati menggunakan tali.
Ketika pria itu akhirnya sampai di hadapan Yesus, ruangan itu hening. Semua orang menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Bagian 4: Iman yang Menggerakkan Hati Yesus
Yesus memandang pria lumpuh itu, tetapi kemudian Ia melihat ke arah lubang di atap. Di sana, empat wajah sahabat pria itu muncul, penuh dengan debu tetapi bercahaya dengan harapan dan iman.
Yesus tersenyum. Ia berkata, "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."
Kerumunan itu mulai berbisik-bisik. Para ahli Taurat yang ada di sana pun merasa terganggu. Dalam hati mereka berkata, "Mengapa orang ini berkata begitu? Ini penghujatan! Siapa yang dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?"
Tetapi Yesus tahu apa yang mereka pikirkan. Ia menatap mereka dan berkata, "Mengapa kamu memikirkan hal itu dalam hatimu? Manakah lebih mudah: mengatakan kepada orang lumpuh ini, 'Dosamu sudah diampuni,' atau mengatakan, 'Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan berjalanlah?' Tetapi supaya kamu tahu bahwa Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa di bumi..."