Aku menggeleng.
 "Jadi jangan menangis." ucapnya.
 Aku terdiam. Kami bertatapan lama.
 "Aku sayang sama kamu," ucapnya sambil tersenyum lembut. "Suatu hari, aku akan datang kesini, untuk memintamu hidup denganku."
 "Aku pasti bakal nunguin kamu, karena aku juga sayang banget sama kamu." ucapku pelan.
 Aku memeluknya, dengan airmata yang tidak terbendung lagi. Airmata kesedihan karena akan berpisah, tapi juga bahagia karena akhirnya kami mengungkapkan perasaan kami setelah belasan tahun bersahabat.
 "Shan, boleh aku tanya sesuatu?" tanyaku pelan.
 "Hmmm," dia mengiyakan.
 "Kalau aku dan keluargamu ada dalam situasi bahaya, siapa yang kamu selamatkan?"
 Dia menatapku, "Nggak akan ada situasi kaya gitu." jawabnya, kemudian dia mengacak rambutku.
 "Ayo pulang, hujannya mulai deras." dia menggandeng tanganku dan akan mengajakku meneruskan langkah kami, tapi aku menghentikannya.