"Kak, tetap disini !" dia berbisik.
 Suara-suara semakin ramai, mereka berdatangan. Dilihatnya juga Shibell. Dia tergeletak pingsan. Tapi Shan tau gadis itu baik-baik saja.
 "Kak, jangan tertidur." Richie mengguncang tubuhnya tiap kali mata Shan mulai terpejam.
 Ayahnya sibuk memanggil ambulan. Ibunya menangis meraung-raung disisi Shan. Orang-orang membantu sebisa mereka.
 Tapi tiap kali ada yang berusaha mengangkat tubuh Shan, Richie menghalanginya.
 "Kak, sebentar lagi ambulannya datang. Jangan tidur, jangan tidur!" kini Richie setengah berteriak.
 Tapi mata Shan semakin berat. Nafasnya semakin sesak. Ditambah rasa panas yang semakin membakar dadanya. Darah mengalir deras dari kepala dan beberapa bagian tubuh lainnya.
 Lalu suara ambulan datang. Petugas segera turun dan mempersiaokan alat untuk membawa tubuh Shan.
 Tapi Richie memeluk Shan erat-erat.
 "Jangan liat! Jangan liat, kalian !! Jangan liat kakakku !!" dia histeris.
 Beberapa orang memegangi tangannya. Tapi dia berontak. Semua tak mengerti kenapa dia begitu histeris tak membiarkan seorangpun menyentuh Shan selain dia. Termasuk ayah dan ibunya.