"Papa, awaasss ...!!!" Shan dan Richie berteriak bersamaan.
 Lalu, semuanya seperti slow motion. Tanpa suara, hening, air-air yang menetes dari langit seperti tertahan. Dedaunan yang tadinya bergerak liar tertiup angin kini berhenti. Diam.
 Shan menghalangi pandangan ayahnya dengan menggeser gantungan boneka kecil didepan kaca mobil. Tepat dititik dimana tubuh Shibell terlihat.
 Lalu Shan keluar dari mobil. Setengah berlari dia menggapai tubuh Shibell. Memeluknya, lalu mendorong gadis itu ketepi jalan.
 "Kamu bertanya, jika kamu dan keluargaku ada dalam bahaya, siapa yang akan aku pilih? Aku memilih untuk mengganti takdir kalian denganku ..."
 Shan tersenyum.
 Lalu tetes-tetes air kembali turun dengan normal, suara-suara kendaraan dan yang lain kembali terdengar.
 Suara ban mobil berdecit, lalu suara benda tertabrak. Bukan benda, itu Shan.
 Tubuhnya terlempar jauh kebelakang, beberapa detik berada di udara, dan akhirnya terhempas keras diatas aspal yang basah.
 Remang. Telinganya berdengung hebat. Rasa sakit menghunjam tubuhnya. Dibagian dadanya terasa terbakar. Seluruh tulangnya berderak patah.
 Dia masih mendengar suara keluarganya. Mereka berteriak memanggil nama Shan. Lalu di rasakannya pelukan Richie. Anak itu mendekapnya.