3. Pelarut tidak boleh berinteraksi dengan senyawa yang dianalisis.
4. Pelarut harus memiliki tingkat kemurnian yang tinggi.
Beberapa pelarut yang sering dipilih antara lain air, etanol, metanol, dan n-heksana, karena pelarut-pelarut ini bersifat transparan pada daerah spektrum UV. Selain itu, perhatian terhadap konsentrasi sampel juga penting untuk mendapatkan spektrum UV-Vis yang optimal. Absorbansi larutan akan memiliki hubungan linear dengan konsentrasi (A C) jika absorbansi berada dalam rentang 0,2 hingga 0,8 (0,2 A < 0,8), yang merupakan wilayah di mana hukum Lambert-Beer berlaku, dengan lebar sel 1 cm.
Untuk senyawa dengan ikatan rangkap terkonjugasi yang mengalami eksitasi elektron *, konstanta molar absorptivitasnya () berkisar antara 8.000 hingga 20.000, dengan konsentrasi larutan sekitar 4 x 10 mol/L. Sedangkan, untuk senyawa dengan eksitasi elektron n *, nilai berkisar antara 10 hingga 100, dan konsentrasinya biasanya sekitar 10 mol/L.
Apabila berat molekul relatif (Mr) senyawa yang diukur tidak diketahui, umumnya digunakan larutan dengan konsentrasi 10 ppm. Jika absorbansi yang diperoleh terlalu tinggi, larutan perlu diencerkan. Sebaliknya, jika absorbansi terlalu rendah, konsentrasi sampel perlu ditingkatkan.
 Penulis :
1. Renjana Sekar Vedha
2. Â Khairahma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H