Aku mencintainya.
Aku mengasihinya.
Pada segenap kerapuhan ragaku.
Pada segenap kekuatan jiwaku.
"Bapak sudah pergi...," perempuan itu berbisik sembari bermata sembab. "Ia sudah damai sekarang." Ketegarannya merengkuh dua anak kami yang tak bisa mempertahankan derasnya bening air mata keluar, jatuh di pipi.
"Aku selalu mengasihimu, perempuanku..."
(in memoriam pak prap, 16 Nov 2005)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI