Lala yang merupakan seorang atlet loncat indah harus mampu menghadapi sikap posesif dari pasangannya yaitu Yudhis. Bahkan berbagai cara dapat dilakukan oleh Yudhis dengan alasan untuk menjaga Lala.Â
Sikap Yudhis yang begitu posesif dan terkadang kasar ini membuat Lala ingin berpisah dengan Yudhis. Namun, dalam film ini ternyata menampilkan latar belakang dan alasan mengapa selama ini Yudhis berperilaku seperti itu kepada Lala.Â
Yudhis mendapat perlakuan sama oleh ibunya, dimana ibunya menjaga dan bertindak posesif kepada dirinya, sehingga hal itu pun terjadi pada Yudhis dan Lala. Dengan alasan yang diketahui oleh Lala inilah, akhirnya Lala bisa menerima sikap Yudhis yang selama ini posesif bahkan terkadang kasar terhadap dirinya.Â
Namun, di akhir cerita keposesifan Yudhis akhirnya mereda dimana Yudhis berpikir bahwa ia tidak mampu menjaga Lala seutuhnya sehingga akhirnya pasangan tersebut memutuskan untuk berpisah.Â
Teori Psikoanalisis Sigmund Freud
Dalam (Ryan.M., 2012, h.48) menyatakan bahwa psikoanalisis itu sendiri merupakan penggambaran pikiran seseorang sebagai bagian dari kesadaran dan bagian di bawah alam sadar dimana perasaan atau pikiran dapat muncul secara tiba-tiba.Â
Oleh karena itu, Sigmund Freud sebagai penemu psikoanalisis dalam (Ryan. M., 2012, h.51) ini membagi sebuah pemikiran manusia ke dalam tiga komponen utama yaitu Id, Ego, dan Superego. Ketiga komponen ini bisa dikatakan sebagai komponen teori kepribadian.
Id lebih mengarah kepada keinginan dan kesenangan pribadi yang berada di bawah kesadaran manusia. Sedangkan superego lebih mengawasi dan mengendalikan id. Superego mengarah kepada aturan moral atau norma yang ada, bisa membedakan baik dan salah serta lebih realistis. Ego berada diantara id dan superego. Ego adalah bagian dari diri kita yang sepenuhnya sadar. Ego ini mampu menjadi jembatan mana yang benar dan mana yang salah serta menentukannya.Â
Menilik Konflik Perilaku Tokoh Yudhis (Adipati Dolken): Posesif (2017)
Id yang merupakan bagian dari alam sadar terlihat dan terjadi pada Yudhis. Keposesifan Yudhis berawal dari ibu nya sendiri. Sang ibu (Cut Mini) memiliki trauma dan sakit hari tersendiri akibat ditinggal oleh sang suami saat Yudhis masih berusia sangat dini. Hal inilah yang menjadikan ibu Yudhis menjadi sangat posesif kepada anaknya agar hal tersebut tidak terulang pada anaknya.