Sistem pengetahuan memiliki cakupan yang sangat luas, karena berkaitan dengan pengetahuan dan pikiran manusia. Menurut Koentjaraningrat (2009), sistem pengetahuan adalah unsur-unsur budaya yang digunakan dalam kehidupan, yang perlu diketahui, karena adanya penyesuaian dengan lingkungan. Koentjaningrat membagikan sistem pengetahuan menjadi berbagai unsur, yaitu sebagai berikut:
- Pengetahuan tentang alam semesta
- Pengetahuan tentang flora dan fauna
- Pengetahuan tentang benda alam dalam lingkungan
- Pengetahuan tentang tubuh manusia
- Pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku manusia
- Pengetahuan tentang ruang dan waktu
Suku Bangka memiliki sistem pengetahuan yang unik, membedakan suku Bangka dengan suku-suku yang lain. Dalam suku Bangka, mereka percaya orang meninggal ditandai saat mereka dihinggapi burung gagak ataupun anjing (fauna). Lalu, suku Bangka percaya apabila membangun rumah dengan 7 bubung atap akan menghindarkan mereka dari sial.
Selain itu, sumber daya alam (SDA) yang dimanfaatkan di suku Bangka sangat beragam. Dari kelapa, karet, buah-buahan, dan lada yang tersebar di pesisir laut cina selatan.
Lalu, menurut narasumber kami perihal penanam padi di Bangka umumnya sama dengan kota lain, tetapi ada teknik penanaman padi di Bangka yang berbeda karena di Bangka sendiri memiliki teknik tertentu dalam bertani.Pada musim kemarau, sebelum menanam padi mereka biasanya mencari lahan lalu mereka menebang pohon-pohon dan tanaman yang ada di lahan tersebut. Setelah itu mereka membakar lahan tersebut kemudian menanam padi tersebut pada musim hujan.
ORGANISASI SOSIAL
Organisasi Sosial adalah sistem yang terdiri dari masyarakat, dan dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Koentjaraningrat, masyarakat dalam organisasi sosial diatur oleh aturan-aturan dan adat istiadat. Jadi wujud dari organisasi sosial dalam suatu kebudayaan bisa dilihat dari hukum adat, cara pembagian marga (keluarga), dan lain-lainnya.
Di Bangka sendiri ada organisasi sosial seperti karang taruna di setiap daerah. Selain itu, di Bangka sendiri tidak ada marga tertentu seperti di Medan karena garis keturunan mereka didominasi oleh orang Melayu dan Tionghoa.
Lalu, dalam pewarisan rumah, menurut narasumber kami, anak yang paling kecil akan mendapatkan rumah keluarga. Hal ini terjadi karena anak yang paling kecil diharapkan untuk mengurus/menjaga orang tua yang sudah berumur. Praktik ini sendiri, masih sering ditemui di Bangka.
Panggilan keluarga dalam suku Bangka pun beragam. “Bak” untuk ayah, “mak” untuk ibu, “atok” untuk kakek, “ninek” untuk nenek, dan masih banyak lagi.
SISTEM PERALATAN HIDUP DAN TEKNOLOGI
Sistem peralatan hidup dan teknologi adalah unsur kebudayaan yang mencakup segala jenis peralatan, perlengkapan, sarana, dan prasarana dalam masyarakat. Menurut Warsito, teknologi setiap suku pasti memiliki ciri khasnya masing masing, karena disesuaikan dengan bahan dasar yang ada dalam suku tersebut, dan juga disesuaikan dengan fungsi yang dibutuhkan. Misalnya, masyarakat pertanian menggunakan cangkul untuk Bertani, dan masyarakat nelayan, memakai kapal sebagai transportasi di lautan.