Anak adalah dambaan bagi setiap orang, terlebih bagi mereka yang sudah menikah. Kehadiran anak adalah pelengkap bagi kehidupan sepasang suami istri. Suara tangisannya, rewelnya si kecil, teriakan dan ketawanya yang lantang, selalu menjadi bumbu dalam membangun bahtera rumah tangga bersama. Tak heran berbagai program kehamilan dilalui semata-mata untuk mendapatkan amanah buah hati dari Sang Pencipta. Sebab tak lengkap rasanya jika tidak ada keceriaan si kecil di dalam rumah. Walau kenyataannya masih banyak mereka yang sampai saat ini belum juga mendapatkan momongan di usia pernikahan yang sudah lumayan lama.Â
Ngomong-ngomong soal usia pernikahan nih, kira-kira teman-teman ini rencana mau nikah di usia berapa? Sudah terpikirkan?Â
"calon aja belum ketemu, sudah ditanya mau nikah umur berapa."
Haha, ya siapa tau kalian berencara untuk mengikuti trend nikah muda. Apaan tuh nikah muda? Kenapa jadi trend? Pernikahan di usia muda akhir-akhir ini kembali trend, beberapa faktor juga menjadi alasan kenapa nikah muda ini kembali marak di tengah masyarakat, diantaranya seperti paksaan dari orang tua, kemauan dari kedua pasangan itu sendiri, atau bahkan karena pergaulan bebas.Â
Sebenarnya tidak apa jika kamu memutuskan untuk nikah di usia muda, tapi pastikan dahulu kamu sudah siap mental dan ekonomi. Sebab menikah tidak seperti yang ada dalam bayanganmu, kehidupan dalam pernikahan tidak selalu berjalan mulus bak kisah dongeng. Ada saja berbagai ujian yang datang, jika kamu belum siap menghadapi ujian-ujian itu, jangan dulu deh memutuskan untuk nikah di usia muda.
Pernikahan di usia yang begitu muda ini secara tak sadar meningkatkan angka kehamilan di usia dini pula, yang dapat menimbulkan bahaya baik bagi ibu ataupun janinnya. Idealnya, usia seorang wanita untuk hamil adalah di kisaran umur 21-35 tahun, walaupun di usia ini tidak menutup kemungkinan juga adanya beberapa resiko yang dialami. Tetapi resiko lebih besarnya lagi apabila kehamilan itu terjadi di usia yang terlalu muda atau di usia yang sudah lanjut, yakni di bawah 20 tahun dan di atas 35 tahun.Â
Namun karena minimnya pengetahuan dan kurangnya edukasi, angka kehamilan pada anak usia dini terus saja meningkat. Padahal sudah jelas betul bahaya dan resiko yang akan dihadapi, nah kira-kira apa saja bahaya yang ditimbulkan dari kehamilan di usia dini ini? Berikut penjelasan menurut Dr. Fransiska!
1. Resiko keguguran yang tinggi
"Yang pertama, di usia yang masih terlalu muda dan dini ini, alat reproduksi belum terlalu matang. Misalnya luas panggul yang belum maksimal, ini akan menyulitkan ketika menjalani persalinan nanti," ujar Dr. Fransiska di channel youtube pribadi miliknya.
Tidak menutup kemungkinan, bahwa resiko untuk mengalami keguguran bagi setiap ibu hamil bisa saja terjadi, bisa pula karena beberapa faktor selain umur si ibu yang masih terlalu muda. Namun, resiko dari kemungkinan terjadinya keguguran akan dirasa lebih tinggi bagi ibu hamil yang masih berusia muda, hal ini dikarenakan organ reproduksi yang belum matang.
2. HipertensiÂ
Dalam video yang berdurasi 7 menit 16 detik itu, Dr. Fransiska menjelaskan bahwa hipertensi kerap kali dialami bagi perempuan yang hamil di usia terlalu muda. Apabila hipertensi ini tidak segera ditangani, maka akan berlanjut ke preeklampsi, yakni hipertensi yang disertai protein dalam urine. Lalu, apabila hal ini tidak ditangani pula, akan berlanjut eklampsi, yaitu kondisi hipertensi yang bisa disertai dengan kejang dan ada kemungkinan untuk masuk ke kondisi koma. Tentujika ini tidak ditangani dengan baik akan membahayakan bagi keselamatan ibu dan janin itu sendiri.
3. DepresiÂ
Masa remaja adalah masa dimana seseorang masih senang untuk bermain dan berkumpul bersama teman-temannya. Namun, kurangnya pengawasan dari orang tua terkadang bisa menyebabkan anak tidak terkendali, dan bisa saja mendekati pergaulan bebas. Kasus-kasus hamil di usia muda ini biasanya bukanlah sebuah program kehamilan yang direncanakan, dan kerap kali berdatangan dari para remaja yang salah pergaulan.
Di saat seperti inilah seorang ibu yang hamil di usia muda kemungkinan besar lebih sering mengalami depresi, hal ini bisa disebabkan karena kurangnya dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Hamil di usia muda terlebih bagi seorang remaja di luar pernikahan bagaikan menjadi momok yang memalukan. Berbagai tekanan dan pikiran berdatangan tanpa permisi, yang apabila dibiarkan tentunya akan membahayakan bagi kesehatan ibu dan janin dalam kandungannya.
Melihat hal ini, ada baiknya kita sebagai sesama manusia untuk memanusiakan manusia yang lain. Berhentilah menghujat dan membicarakan hal yang buruk tentang mereka, lebih baik rangkulah dan damping dia.
4. Kemungkinan bayi lahir prematur
Umumnya usia kehamilan adalah 37 minggu, namun terkadang kita menemui bayi-bayi yang terlahir prematur,yakni bayi yang lahir kurang dari 37 minggu. Beberapa resiko yang mungkin bisa dialami bagi bayi yang lahir premature ini misalnya seperti gangguan penafasan pada janin, gangguan penglihatan, penyakit kuning dan masih banyak lagi.Â
Walau sebenarnya bayi yang lahir prematur tidak serta merta disebabkan karena kehamilan di usia muda saja, ada faktor lain yang bisa menyebabkan bayi lahir prematur, seperti gaya dan kebiasaan hidup yang tidak sehat, trauma, stress berat, kehamilan bayi kembar, penyakit-penyakit tertentu seperti inkompetensi serviks, dan masih banyak lagi.
5. Bayi lahir kurang nutrisi
Usia ibu yang masih muda dan kurangnya edukasi, juga berpengaruh terhadap kesadarannya terhadap kesehatan janin yang ia kandung. Misalnya, kurangnya mengonsumsi makanan yang bergizi selama mengandung, si ibu harus selalu diingatkan orang terdekat untuk mengonsumsi makanan yang sehat. Ditambah pula kebiasaan hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan mengonsumsi alkohol. Kurangnya kesadaran ibu inilah yang dapat menyebabkan bayi yang lahir kurang nutrisi, bahkan ada yang lahir dalam kondisi berat badan yang rendah, yakni dibawah 2,5 kg.
Itulah beberapa resiko dan bahaya bagi perempuan yang hamil di usia yang belum matang, semoga bermanfaat bagi kita semua. Terlepas dari beberapa resiko di atas, masih ada pula cara untuk menghindari dan meminimalisir kemungkinan resiko-resiko tersebut. Rutinlah untuk memeriksakan kondisi kandungan kepada dokter dan bidan andalan bunda ya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI