"Aku hanya tak mampu mengendalikan ucapan ketika aku mulai kesal, aku sering melukaimu karena takut diri sendiri terluka. Sebenarnya, aku bukan tak mengerti bagaimana cara berterimakasih dan mengatakan maaf.Â
Ada sesuatu yang selalu menghentikanku untuk meluapkan penyesalan lewat maaf, aku terlalu menyesal dan kecewa dengan diriku sendiri karena tak mampu menjelaskan sesuatu pada orang lain, aku memilih diam karena bersuara sangat sulit bagiku. Sebenarnya aku memikirkan lebih dari yang terlihat. Maaf dan terimakasih bagiku lebih dari kata dan tak cukup dengan hanya bicara untuk mengekspresikannya."
Hmm...harapannya aku bisa mengatakan itu semua dengan tegas sambil menatapnya, dan lagi-lagi ini hanya diskusi ku dengan diri. Menarik nafas panjang dan mengeluarkannya dengan sangat perlahan, artikel bilang ini bisa mengurangi rasa grogi dan bisa membuat kita berbicara lancar di depan umum. Aku melakukannya berkali-kali dan tak ada perubahan, hingga aku pun menyadari bahwa yang aku rasa bukanlah grogi dan ini lebih dari sekedar kurang percaya diri. Aku tertunduk lemas dan seperti biasa, memilih untuk diam.
The End
Cerpen ini pemberian dari Teman, Kaka, Sahabatku .....
Cerpen ini Juga Terbit di : I Try To Copy A Smile
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H