Mohon tunggu...
Reni P
Reni P Mohon Tunggu... Buruh - Saintis yang lagi belajar nulis

Seneng guyon Visit renipeb.medium.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berharap Dai Berkualifikasi Ummatan Wasathan

16 Juli 2019   20:49 Diperbarui: 16 Juli 2019   21:01 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh karena itu, permasalahan ini butuh diselesaikan dengan melibatkan dai secara aktif dalam menata cara berfikir mereka di tengah masyarakat Indonesia yang sangat heterogen. 

Dai bisa memulai dengan memaklumi bahwa keberagaman itu adalah kenyataan yang mereka hadapi. Dengan fakta keberagaman tersebut, dai seyogyanya mampu meningkatkan kewawasan diri terhadap ajarannya. Betul bahwa ajaran Tuhan mutlak kebenarannya, tapi celah asumsi hingga metodologi bisa saja ditemukan kekurangan. Sehingga mereka perlu memiliki keterbukaaan dalam berdialog untuk mencari kebenaran yang sesungguhnya. 

Dari sana, bentuk-bentuk perundungan baik secara verbal dan non-verbal terhadap umat lain tidak perlu terjadi. Karena dalam dakwahnya pun, dai perlu sadar bahwa jemaatnya adalah mahluk merdeka yang memiliki freewill. 

Metode persuasif menjadi metode prioritan dan diharamkan bagi dai untuk memaksakan kehendak madu yang berlainan pikir. Hingga, kerangka berpikir ummatan wasath pun menjadi titik tolak sikap dai dalam mengedukasi umat. Umat akhirnya terdidik untuk bersikap tidak ekstrem dan selalu berada di tengah-tengah keseimbangan yang membawa maslahat bagi banyak pihak.

Sehingga, seiring berkembangnya konflik dan ketegangan intoleransi ini, dai perlu berwawas diri dan senantiasa meningkatkan kualifikasinya. Bukan hanya dalam tataran bagaimana menarik massa yang berlimpah, tetapi juga di ranah pola pikir dan sikap mereka yang menjadi contoh  ummatan wasath untuk mad'u yang seringkali tersulut dengan isu perbedaan identitas. Dari sanalah, kita berharap kemampuan umat Islam Indonesia dalam merespon isu sosial menjadi lebih bijak dan bukan malah memadam suluh konflik dengan pembakar.

Sumber:

  1. Rajab, Muhammad. "Dakwah Dan Tantangannya Dalam Media Teknologi Komunikasi" Jurnal Dakwah Tabligh 15, no. 01 (2014) : 69 -- 90.
  2. Said, Nurhidayat Muh.. "Dakwah Dan Problematika Umat Islam" Jurnal Dakwah Tabligh 14, No. 01 (2013) : 1-23.
  3. Setiawati, Nur. "Tantangan Dakwah Dalam Perspektif Kerukunan Antar Umat Beragama" Jurnal Dakwah Tabligh 13, No. 2 (2012) : 259-267.
  4. Muhammad Rajab, "Dakwah Dan Tantangannya Dalam Media Teknologi Komunikasi" Jurnal Dakwah Tabligh 15, no. 01 (2014) : 69-90
  5. Nurhidayat Muh. Said, "Dakwah Dan Problematika Umat Islam" Jurnal Dakwah Tabligh 14, No. 01 (2013) : 1-23 
  6. Nur Setiawati, "Tantangan Dakwah Dalam Perspektif Kerukunan Antar Umat Beragama" Jurnal Dakwah Tabligh 13, No. 2 (2012) : 259-267

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun