Mohon tunggu...
Reni Nurhidayati
Reni Nurhidayati Mohon Tunggu... Guru - Guru/ SMA Al Muslim

Saya seorang pendidik di sebuah sekolah swasta di Bekasi. Pengalaman mengikuti kegiatan siswa cukup banyak ingin bergagi dan mencari pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dilema Etika Bagi Seorang Pendidik

9 Oktober 2024   11:51 Diperbarui: 9 Oktober 2024   11:54 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Microsoft Copilot di Bing

Antara kebutuhan dan Kepentingan terkadang sangat sulit di pisahkan karena keduanya berhubungan erat dengan situasi dan kondisi dalam menjalani keseharian. Tugas dan kewajiban yang sangat menuntut kita luwes harus dijalankan.

Menjadi  pendidik adalah  pilihan. Proses menjadi seorang pendidikpun penuh dengan ujian dan tantangan. Jika kita kaji seorang pendidik adalah seorang yang dituntut bertanggung jawab untuk mendidik siapapun dan tanpa melihat apapun mereka yang menjadi amanahnya. Dari waktu ke waktu tak lepas dari tugas yang di embannya  mengajar membimbing, mengarahkan peserta didik yang menjadi amanahnya untuk mencapai tujuan pendidikan.

Tuntutan seorang pendidik itu sangat berat dan dipaksa harus mampu mengajar atau memberikan pengetahuan melatih  keterampilan, sabar dalam mengembangkan karakter, membentuk kepribadian yang baik serta mengembangkan nilai-nilai moral yang positif. Yang lebih hebat lagi berjuang keras mempersiapkan peserta didik untuk mampu hidup berkembang di masyarakat luas.

Jelas seorang pendidik  memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kepribadian peserta didik. Seorang pendidik dituntut  menjadi contoh dan teladan bagi peserta didik, tak sedikit peserta didik  belajar dari perilaku pendidik. Jadi secara tidak langsung seorang pendidik harus memiliki komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidik harus terus belajar dan mengembangkan diri agar dapat memberikan pendidikan yang berkualitas bagi peserta didik.

Dalam kesehariannya seorang pendidik tidak hanya bersetatus sebagai pendidik saja tentunya beragam seperti halnya menjadi seoarang istri bagi suaminya, seorang ibu bagai anak-anaknya. Manakah yang harus pendidik utamakan kebutuhan bukan mendahulukan kepentingan.

Kita pahami kebutuhan bagi seorang pendidik seperti contohnya adalah  Kebutuhan yang sangat dasar  pendidik sangat butuh dengan kesejahteraan seperti halnya gaji yang layak, tunjangan kesehatan, serta  jaminan sosial. Sering kali Situasi yang Tak Terduga dan Pilihan yang Sulit terjadi. Benar sekali, dalam kondisi yang tak terduga, terkadang muncul dilema etika yang menghadirkan dua pilihan yang sama benarnya secara moral. Dilema ini semakin rumit karena kedua pilihan tersebut saling bertentangan dan memiliki konsekuensi positif dan negatif. Di satu sisi, kita ingin melakukan hal yang benar, namun di sisi lain, pilihan yang tersedia tidak memberikan solusi yang mudah.

Dalam kondisi yang tak diduga terkadang muncul dilema etika yang melibatkan dua pilihan yang secara moral benar, tetapi saling bertentanga dengan keadaan keduanya sama-sama penting dan perlu.

Disitulah kesulitan kita  untuk memilih antara dua pilihan karena keduanya memiliki konsekuensi moral yang positif dan negatif. Terkadang disitu kita diberikan hak untuk mengambil keputusan ini sangat kompleks dan menantang karena seringkali melibatkan pertimbangan terhadap berbagai nilai dan kepentingan satu sama lain yang tentunya berbeda-beda.

Kesulitan dalam memilih muncul karena kedua pilihan memiliki nilai dan kepentingan yang berbeda-beda. Kita dihadapkan pada situasi di mana tidak ada pilihan yang benar-benar sempurna dan setiap pilihan memiliki konsekuensi yang harus dipertanggungjawabkan. Dilema ini dapat menyebabkan stres, kebingungan, dan perasaan bersalah karena tidak ada pilihan yang ideal.

Jadi benar bahwa ketika menghadapi dilema etika, kita harus mempertimbangkan semua faktor yang terlibat. Hal ini penting untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya adil dan etis, tetapi juga mempertimbangkan semua konsekuensi yang mungkin terjadi.

Ya, situasi seperti ini pernah terjadi pada saya. Saat itu, saya harus mengajar di pagi hari, tetapi anak saya tiba-tiba demam tinggi di malam hari. Saya merasa sangat dilematis karena saya ingin mengurus anak saya yang sakit, tetapi di sisi lain, saya juga tidak ingin meninggalkan tanggung jawab mengajar. Hal pertama yang saya lakukan adalah menenangkan diri dan menilai situasi. Saya memastikan bahwa anak saya tidak dalam kondisi yang gawat dan demamnya tidak terlalu tinggi. Kemudian saya berkomunikasi dengan pasangan dan keluarga untuk mencari solusi. Berikutnya saya juga menghubungi atasan saya dan menjelaskan situasinya. Atasan saya sangat pengertian dan mengizinkan saya untuk tidak mengajar di hari itu. Meskipun tidak mengajar, saya tetap menyiapkan materi ajar untuk kelas saya dan meminta bantuan guru piket untuk menyampaikan materi tersebut kepada para murid. Tentunya situasi seperti ini memang tidak mudah, tetapi dengan komunikasi yang baik dan kerja sama dari semua pihak, kita dapat menemukan solusi yang terbaik. Artinya dalam mengambil Keputusan itu harus memiliki kompas yang didasarkan pada nilai-nilai inti keadilan, kejujuran, integritas, kepedulian  dan kebersamaan. Sebab Pengambilan Keputusan berkolaboratif dengan cara Musyawarah dan berdiskusi dan keputusan harus mempertimbangkan kebutuhan dan kepentingan semua pihak.

Secara tidak langsung diri kita  dituntut memiliki kemampu menangani dilema etika dengan tegas tapi luwes yang mengedepankan adil. Keputusan tidak berpihak tp didasarkan pada fakta dan bukti, bukan prasangka atau emosi. Tentu juga harus bijaksana, dimana keputusan mempertimbangkan konsekuensi. Kalo kita seorang pendidik tentunya harus professional. Keputusan dibuat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman profesional. mengikuti kode etik dan standar profesional yang berlaku.

Akhirnya kita dapat menemukan keseimbangan antara kebutuhan dan kepentingan dengan tugas dan kewajiban adalah merupakan sebuah proses yang berkelanjutan. Penting untuk terus belajar dan beradaptasi agar kita dapat mencapai keseimbangan yang optimal untuk diri kita sendiri sebab kepentingan diatas segalanya dan kewajiban tugas utama yang harus terselesaikan.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun