Mohon tunggu...
Reni Nurhayati
Reni Nurhayati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta dan guru di SMP & SMA

Saya merupakan pribadi pekerja keras, bertanggung jawab. Hobi membaca dan menulis, juga fotograpi. Apresiator seni dan suka akan keindahan terutama yang visual. Menyukai tantangan dan aktif dalam berbagai forum keilmuan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru sebagai Pengambil Keputusan

24 November 2024   13:26 Diperbarui: 24 November 2024   13:26 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Langkah-langkah yang bisa ditempuh, yang disarikan dari kurikulum pendidikan guru penggerak yakni ada sembilan: 1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi tertentu; 2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut; 3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut,  Pengujian benar atau salah; 4. Pengujian paradigma benar dan benar; 5. Melakukan prinsip resolusi yakni End based thinking, Rule based thinking, Care based thinking. Kalau memungkinkan ambil ketiganya tetapi jika tidak, cukup salah satu atau dua; 6.  Investigasi Opsi Trilema yaitu solusi lain yang tak terduga; 7. Sebelum membuat keputusan, refleksikan diri sendiri terhadap keputusan yang diambil; 8. Buat keputusan; 9. Lihat lagi keputusan itu, lalu refleksikan

Dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan di sekolah kita semua harus menjadi pemimpin pembelajaran dengan keberpihakan pada murid. Menjadi pengayom bagi semua civitas akademika. Seorang guru dituntut sanggup mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid. Serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan. Guru harus menjadi penggerak yang dapat memotivasi maupun mendorong peserta didiknya dalam mengembangkan potensinya masing-masing. Sehingga sebesar-besar, dan semaksimal-maksimal  keputusan adalah untuk dan demi kebaikan murid.

Selain 3 prinsip, 4 paradigma, dan 9 langkah, "Pratap Triloka" pun dapat diterapkan dalam pengambilan keputusan yang disesuaikan dengan prinsip tertentu. Kadang kala, seorang guru dihadapkan pada keadaan atau situasi yang dipilih antara keputusan benar dan salah. Maka dari itu, guru harus memiliki kompetensi dan peran sesuai filosofi "Prapat Triloka" Ki Hajar Dewantara, yakni memegang teguh filosopi Tut wuri handayani, ing ngarso sung tulodha, ing madya mangun karsa.

Hal-hal tersebut di atas dapat menjadi acuan bagi guru dalam pengambilan keputusan. Agar keputusan itu dapat semaksimal mungkin mengakomodir kepentingan sebanyak mungkin orang. Dibuat atas dasar kebijaksanaan dan kebaikan. Menjadikan murid sebagai pihak yang mesti dilayani dengan sebaik-baiknya demi perkembangannya dan masa depannya. Meminimalisir konsekuensi negatif lanjutan atas keputusan yang diambil Sehingga mewujudkan produk berupa keputusan yang baik. Yang dapat dipertanggungjawabkan demi kemajuan dan kesejahteraan bersama. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun