Selanjutnya, beberapa komponen atau instrument kebahagiaan dapat diidentifikasikan secara objektif ke dalam beberapa hal berikut, yaitu :
- Terpenuhinya kebutuhan fisiologis (material), misalnya : makan, minum, pakaian, kendaraan, rumah, kehidupan seksual, Kesehatan fisik, dan sebagainya
- Terpenuhinya kebutuhan psikologis (emosional), misalnya : adanya perasaan tenteram, damai, nyaman, dan aman, serta tidak menderita konflik batin, depresi, kecemasan, frustasi, dan sebagainya
- Terpenuhi kebutuhan sosial, misalnya : memiliki hubungan yang harmonis dengan orang-orang di sekelilingnya, terutama keluarga, saling menghormati, mencintai, dan menghargai
- Terpenuhinya kebutuhan spiritual, misalnya : mampu melihat seluruh episode kehidupan dan perspektif makna hidup yang lebih luas, beribadah, dan memiliki keamanan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Apabila keempat kebutuhan di atas dapat dipenuhi secara seimbang, dapat dipastikan bahwa seseorang akan merasakan kebahagiaan hidup. Jadi, kata kuncinya adalah pada terdapatnya keseimbangan dalam hidup seseorang. Para filosof muslim sendiri membedakan adanya tiga tingkatan kebahagiaan, yaitu :
Kebahagiaan yang bersifat badani
Yang lebih tinggi dan lebih memuaskan adalah kebahagiaan yang bersifat intelektual, yakni penguasaan ilmu pengetahuan
Yang merupakan kebahagiaan puncak (hakiki), adalah kebahagiaan yang bersifat spiritual. Kebahagiaan jenis ini sering disebut pula kebahagiaan yang bersifat Ilahi.
Setelah kita mengetahui komponen dan ukuran tentang makna dan kebahagiaan hidup, tentu persoalan selanjutnya yang harus kita pecahkan adalah bagaimana metode pengembangan diri yang dapat ditempuh oleh pribadi yang ingin meraih makna dan kebahagiaan hidup tersebut.Â
Sebagai pribadi manusia biasa, mungkinkah kita dapat meraih kebahagiaan puncak dan hakiki? Berikut Langkah-langkah kecil yang dapat kita lakukan untuk menciptakan rasa Bahagia di dalam diri kita, antara lain:
DOA. Menurut Mursalim (2011), doa adalah permintaan atau permohonan kepada Allah melalui ucapan lidah atau getaran hati dengan menyebut nama Allah SWT/ Tuhan YME yang baik, sebagai ibadah atau usaha memperhambakan diri kepada-Nya.
CINTA. Menurut Buss (dalam Rahardjo 2007), untuk mendapatkan kebahagiaan seseorang harus memulai Langkah awal dengan sesuatu yang dinamakan cinta. Berilah cinta, karena cinta adalah suatu bentuk penghargaan yang memperkuat intensitas hubungan sosial dengan sahabat, keluarga, pasangan dan bahkan teman kerja sehingga akan mempermudah mendapatkan kebahagiaan.
SUKA MENOLONG. Menurut Isen (dalam Rahardjo, 2007), orang berbahagia cenderung suka menolong dan membantu sesama. Mereka memiliki kemampuan sosial yang baik.
BERSYUKUR. Menurut Akmal dan Masyhuri (2018), rasa bersyukur menyentuh kecenderungan untuk menghargai dan menikmati peristiwa dan pengalaman sehari-hari.