Mohon tunggu...
Reni DwiAnggraini
Reni DwiAnggraini Mohon Tunggu... Lainnya - Mantan Jurnalis Mahasiswa

Hanya seorang Ibu Rumah Tangga yang masih suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ada yang Tegang, tapi Bukan Perang

26 Desember 2020   23:59 Diperbarui: 27 Desember 2020   00:01 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak terasa sudah berada dipenghujung tahun 2020, jika mengingat apa saja yang sudah dilewati rasanya aduhai sekali. Ketegangan yang terjadi seakan tiada henti, bagaimana tidak? Diawal tahun kita sudah disambut oleh banjir ibukota Jakarta (01/01/2020). 

Lebih dari 300 kecamatan terendam banjir kala itu. Kenaikan harga bahan-bahan pokok yang biasa terjadi saat menjelang tahun baru semakin diperburuk dengan datangnya banjir tahunan. 

Aktifitas perdagangan jadi terhambat karena jalur distribusi terendam air, hal tersebut menyebabkan keberadaan bahan-bahan pokok  jadi semakin langka, ujung- ujungnya ekonomi keluarga semakin menggila.

Banjir belum kering kita sudah dihebohkan dengan kemunculan pertama kali kasus Corona  di Indonesia. Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta Pusat(2/3/2020). 

Sejak saat itu protokol kesehatan mulai diperketat, diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) disejumlah wilayah. PSBB berdampak pada oprasional perusahaan, akibatnya banyak pabrik-pabrik yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja(PHK) dan merumahkan karyawannya. 

Jutaan orang kehilangan mata pencariannya, tidak ada pemasukan sama sekali selama masa karantina, ekonomi lumpuh total, sedangkan kebutuhan pokok terus meronta-ronta ingin segera dipenuhi. Rasa takut seluruh keluarga hidup kelaparan jauh lebih menakutkan jika dibandingkan dengan wabah corona. 

Beberapa bulan  telah berlalu, namun wabah ini semakin menjadi jadi, bahkan tenaga dan fasilitas kesehatan kuwalahan menghadapi pasien yang terpapar corona. Meski sudah banyak yang sembuh, namun jumlah pasien terus bertambah hingga saat ini, entah sampai kapan ketegangan ini akan berakhir.

Belum selesai dengan si corona kita sudah digegerkan lagi dengan aksi demo rusuh dimana-mana. Pemerintah mempercepat  penetapkan Undang-undang Omnibus Law. Apa itu Omnibus Law? 

Istilah ini pertama kali muncul dalam pidato pertama Joko Widodo setelah dilantik sebagai Presiden RI untuk kedua kalinya, Minggu (20/10/2019). Dalam pidatonya, Jokowi menyinggung sebuah konsep hukum perundang-undangan yang disebut Omnibus Law. Undang-Undang (UU) yang sekaligus bisa merevisi beberapa, atau bahkan puluhan UU. 

UU ini oleh sebagain orang dinilai akan membawa dampak buruk bagi tenaga kerja atau buruh. Demonstran turun kejalan, suara penolakan terhadap UU Cipta Kerja ini bahkan ramai di media sosial. Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) juga menyerukan anggotanya agar melakukan mogok nasional dan menggelar unjuk rasa menolak UU Ciptaker selama 5-8 Oktober 2020. 

Terjadi kerusuhan dimana-mana, bahkan sempat beredar juga video kekerasan oleh aparat keamanan kepada peserta demo di berbagai media sosial, hal ini semakin membuatku tak henti-hentinya mengelus dada.

Tak hanya sampai disitu, akibat wabah corona perekonomian Indonesia terjun kedalam jurang resesi. Menurut pernyataan menteri keuangan Sri Mulyani,  dalam konferensi pers APBN secara virtual, Selasa (22/9). 

Pada kuartal III-2020, perekonomian Indonesia kemungkinan akan minus 2,9% hingga minus 1,1%. Bahkan, pertumbuhan minus ini diramal berlanjut ke kuartal IV-2020 nanti. 

Untuk memulihkan perekonomian Indonesia presiden membuat beberapa kebijakan pemberian bantuan sosial. Seperti Listrik gratis, Bantuan Langsung Tunai (BST), Kartu Prakerja, Tunjangan gaji karyawan, dan lain sebagainya. 

Namun hal ini malah membuat kalap pejabat pemerintah. Menteri Sosial Juliari Batubara ditangkap KPK atas sangkaan korupsi dana bantuan sosial, tega sekali bukan? 

Suasana Negeri kita semakin memanas dengan ditetapkannya Menteri Sosial Juliari Batubara sebagai tersangka kasus korupsi dana bantuan sosial mungkin saking panasnya jangan-jangan menjadi penyebab gunung meletus dimana-mana. 

Misalnya gunung Ile Lewotolok, yang berlokasi di  Lemabata, Nusa Tenggara Timur (NTT) meletus pada November, tepatnya Minggu (29/11/2020)  lalu ada juga Gunung Semeru di Jawa Timur ini meletus pada Selasa (1/12/2020) lalu.

Beredar kabar bahwa pemerintah akan segera mengganti warna tabung gas 3kg jadi kuning, kelabu, merah muda atau biru, karena warna hijau pasti meledak menurut tukang balon. 

Jangan serius-serius bacanya, kita juga butuh hiburan, tertawalah sejenak, menghabiskan waktu terlalu serius tidak baik untuk kesehatan mental. 

Oleh karena itu, menghibur diri wajib dilakukan untuk meringankan beban hidup yang ditanggung. Dipenghujung tahun ini lupakan semua ketegangan yang sudah terjadi. Selamat Natal dan tahun baru..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun