Mohon tunggu...
Renica Ryadi
Renica Ryadi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemuda, Politik, dan Kita

8 Agustus 2018   23:41 Diperbarui: 9 Agustus 2018   00:07 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Burukkah? Atau berpengaruh semakin baik?

Kita semua tahu kalau pemuda adalah pelumas terbaik bangsa untuk menggerakkan roda kemajuan. Hampir semua peristiwa penting dalam sejarah bangsa dimulai oleh pemuda. Ditambah intellectual skill yang terus diasah di Perguruan Tinggi, pemuda tumbuh menjadi sosok mahasiswa yang bukan hanya kritis, tapi juga handal dan relatif mampu mengendalikan diri, sebelum kemudian memutuskan segala sesuatu secara lebih obyektif, bukan hanya mengikuti emosi belaka (semoga pendapat saya sebagian besar benar). 

Setelah memiliki keilmuan yang memadai, beberapa mahasiswa (walah masih terbilang minoritas) kemudian mendidik diri mereka untuk terjun dalam pengelolaan masyarakat. Mulai dari berorganisasi hingga berpartisipasi dalam persaingan politik.

Persaingan politik kampus barangkali tidak semenarik persaingan politik dalam urusan kenegaraan. Karena persaingan politik mahasiswa relatif tidak punya motif perebutan harta, tahta, atau wanita. Persaingan politik mahasiswa kebanyakan terbentuk berdasarkan idealisme atau mungkin yang terburuk, - popularitas -. Namun secara keseluruhan, tidak ada benefit yang bisa secara instan didapat oleh mahasiswa yang berpartisipasi. 

Karena tidak ada yang namanya perebutan materi. Saat kita memikirkan/melihat organisasi mahasiswa saling adu otot dan argumen, pasti ada di antara kita yang bertanya-tanya, "Untuk apa sih mereka bersaing? Memangnya dapat bayaran?"

Pertanyaan itu barangkali menjadi pertanyaan paling menggelitik setiap jelang pemilu kampus. Belum juga dengan pertanyaan-pertanyaan lain seperti, "TS-mu berapa?", "Sudah pegang massa di kelas mana saja?", "Strategi politik di ormawa gimana?". Bak persaingan politik sesungguhnya saja.

Kesedihan hanya tontonan

Bagi mereka yang diperbudak jabatan

Sepertinya terlalu kejam bila bahasan politik dalam kampus diselingi lagu "BONGKAR". Tapi menurut penulis, tak apa. Karena beberapa kali penulis menemui ini sebagai kenyataan. Semoga saja (tidak) benar-benar relevan.

Seperti yang diketahui kita sebagai mahasiswa, setiap PT, baik swasta maupun negeri, memiliki prinsip yang dinamakan Tri Dharma. Penelitian, Pendidikan, dan Pengabdian. Seperti yang kita ketahui juga, bilamana kita adalah aktivis organisasi, organisasi tempat kita bernaung memiliki azas, prinsip, dan AD/ART yang sama sekali lurus. Mengacu pada suatu hukum yang diakui keabsahan dan bahkan keluhurannya.

Setelah kita memahami secara idealis bagaimana PT dan organisasi kita dari segi aturan dan tata tertib, nah, sekarang kita bandingkan secara realistis. Bagaimana aturan dan tata tertib itu dijalankan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun