Mohon tunggu...
Renica Ryadi
Renica Ryadi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemuda, Politik, dan Kita

8 Agustus 2018   23:41 Diperbarui: 9 Agustus 2018   00:07 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kami muak dengan ketidakadilan dan keserakahan

Di jalanan, kami sandarkan cita-cita

Sedang di rumah, tak ada lagi yang bisa dipercaya

Orangtua, pandanglah kami sebagai manusia

Kami bertanya, tolong kau jawab dengan cinta...

Menilik masa lalu, lagu itu begitu indah bergaung dari mulut banyak pemuda yang berdemonstrasi, turun ke jalan menuntut tegaknya demokrasi. Lagu ini pun terus mengiringi. Hingga beberapa tahun kemudian, aksi masyarakat yang dipimpin oleh mahasiswa pun berbuah hasil. Pada pertengahan tahun 1998, rezim Orba akhirnya ambruk. HAM yang telah 32 tahun dipenjara, kembali merdeka. 

Dan lahirlah era Reformasi. Era di mana pasal 28 UUD 1945 kembali dihormati. Orang-orang bebas beraliansi, berserikat, mengeluarkan pendapat, termasuk juga terlibat dalam pesta politik. Guna berlomba mengisi jabatan-jabatan dalam instansi pemerintah, yang selama ini dikuasai nepotisme dan kolusi.

Kembali ke pemuda. Utamanya mahasiswa. Setelah perjuangan menduduki gedung DPR selama berhari-hari pada Mei 1998, para mahasiswa kemudian menyambut era baru. Era 2000. Era millenia yang penuh harapan akan teknologi yang lebih terbarukan. Pergeseran antara era 90 menuju millennia membawa banyak perubahan dalam diri mahasiswa. Zaman yang semakin maju membuat kehidupan kita semakin banyak terbantu. 

Hingga kini, hidup pun semakin instan, ringan, dan praktis. Khusus bagi para mahasiswa aktivis, organisasi tak lagi terkekang dalam rutinitas turun ke jalan. Melainkan cukup dijalankan dengan baik saja, tanpa terikat ancaman pembubaran dari penguasa.

Pergeseran adalah perubahan. Entah itu menuju lebih baik ataukah sebaliknya. Organisasi mahasiswa yang tadinya terkekang birokrasi akhirnya bebas membunga. Kembang di mana-mana. Di intra atau ekstra kampus. Bergabungnya organisasi-organisasi klasik mahasiswa  menambah keramaian perubahan. Mulai dari golongan nasionalis GMNI, hingga agamis seperti HMI. 

Entah karena terbawa arus politik bangsa atau sebab lain, organisasi-organisasi mahasiswa ini pun ikut gegap gempita menggalakkan pengaruh politis di masyarakat kampus. Maraklah kampus sebagai bukan hanya tempat belajar akademis, melainkan juga medan tempat mahasiswa mengasah kemampuan persuasi dan mengontestasikan pengaruh mereka satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun