Yang berarti bahwa anak -- anak di daerah tercinta kita ini akan terancam gagal bermimpi karena tidak didukung oleh kualitas Sekolah yang baik. Ini jelas bukan salah Guru, Kepsek, Wali Kelas dan tentu bukan juga salah jodoh kita. Ups. Kualitas Sekolah harus menjadi perhatian bersama Walikota, Stake holder, sampai tingkat grass root.
Dan membangun kualitas sekolah yang baik menurut saya adalah dimulai dari fasilitas. Ada jenis sekolah yang memang sudah membangun gedung lebih dulu baru membuka pendaftaran. Namun ada sekolah yang duluan menerima siswa dengan status sekolah yang masih di 'rental'.
Hal tersebut akan menciptakan masalah -- masalah lainnya semisal waktu jam belajar di mulai siang hari (bayangkan) saat para siswa harus berjuang melawan lapar dan ngantuk dll karena harus berbagi kelas dan menunggu si empunya Sekolah pulang lebih dulu?
Olehnya, penting bagi kita bersama untuk memikirkan solusi apa yang djitoe dan 'sexy' tentunya agar dapat men-solve problem ini. Betul, Pemkot sudah pernah merealisasikan program bantuan untuk sekolah -- sekolah di Kota Tual. Namun, fakta membuktikan bahwa sejauh ini bantuan yang di canangkan bliyo belum mampu menjawab persoalan 'sexy' tersebut rupanya.
Salah satu sekolah yang masih membutuhkan sentuhan (baca uluran) tangan dari Pemkot adalah sebut saja SDN Taar Kota Tual. Di lansir dari Media Cetak Pilar Timur (PT) edisi : Vol.002-Nomor.014-08 Maret 2018 hal. 01 -- 02 bahwasanya Sekolah ini masih memiliki beberapa home work untuk dikerjakan bersama.
Kepsek SDN Taar Pak Jesayas Tallaud, S.Sos sendiri mengemukakan jika bliyo serta para guru juga barisan murid menantikan belaian (baca uluran) dari Pemkot terkait masalah -- masalah ini.
Katakanlah masalah tentang para tenaga pengajar tetap yang terancam 'punah' akibat pensiun, listrik yang hampir di cabut oleh PLN serta dana BOS yang hanya cukup untuk menghidupi honorer saja.
Harapan Pak Kepsek, Pemdes selaku pemegang tahta di desa bisa membantu dengan menyisihkan sedikit dana desa untuk menanggulangi keuangan di Sekolah. (Semoga saja Pak Pejabat Desa Taar juga update tulisan ini). Amin. (Abaikan dulu anggaran 20% dari APBN itu yah my lov).
Lain halnya dengan masalah fasilitas sekolah, lain lagi dengan masalah seleksi siswa di Kota Tual yang gagal diberangkatkan mengikuti kegiatan O2SN tingkat Nasional akibat tidak adanya anggaran dari Dinas Pendidikan Pemprov.
Ketua Komisi D DPRD Maluku, Bu Saadiyah Uluputy pun angkat bicara soal ini dalam laman www.malukupost.com bahwa Komisinya saat ini sedang menyusun Raperda Penyelenggaraan Pendidikan yang di gadang -- gadang akan menjadi 'angin segar' untuk para siswa di Kota Tual.
Kita tunggu realisasinya ya bu. Sangat di sayangkan memang, jika eventual bidang pendidikan kategori O2SN se kasta Nasional berlalu begitu saja tanpa ada partisipasi peserta dari Kota Tual. Apa masalahnya? Lagi -- lagi anggaran rupanya.