Mohon tunggu...
Frater Milenial (ReSuPaG)
Frater Milenial (ReSuPaG) Mohon Tunggu... Lainnya - Seseorang yang suka belajar tentang berbagai hal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jika Anda tidak mampu mengerjakan hal-hal besar, kerjakanlah hal-hal kecil dengan cara yang besar (Napoleon Hill)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Budaya Suku Nias

12 Oktober 2021   13:02 Diperbarui: 12 Oktober 2021   13:08 1879
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam masyarakat Nias Selatan wadah kubur dimaksud setidaknya terbagi atas 2, yaitu peti batu dan peti kayu. 

Peti batu merupakan wadah kubur yang banyak ditemukan di depan rumah adat besar, yaitu rumah adat bagi para pemimpin masyarakat kampung. 

Peti batu ada yang berukuran besar, panjangnya dapat mencapai 2 meter, dan ada juga yang berukuran kecil panjangnya kurang dari setengah meter. Untuk wadah kubur yang berukuran besar sudah sangat jarang ditemukan di Nias. Wadah kubur ini hanya ditemukan di Desa Hili Falage, Nias Selatan (Susanto dkk.1995).

4. KHAS MAKANAN DAN MINUMAN[4]

A. Makanan

  1. Gowi Nihandro: Gowi Nitutu; Ubi tumbuk.
  2. Harinake: Daging babi cincang dengan cacahan yang tipis dan kecil-kecil.
  3. Godo-godo: Ubi/singkong yang diparut, dibentuk bulat-bulat kemudian direbus setelah matang lalu ditaburi dengan kelapa yang sudah diparut.
  4. Lma: Beras ketan yang dimasak dengan menggunakan buku bambu.
  5. Gae nibog: Pisang bakar.

B. Minuman

  1. Tuo mbanua/Sataha: Minuman tuak mentah yang berasal dari air sadapan pohon kelapa atau pohon nira yang telah diberi 'laru' berupa akar-akar tumbuhan tertentu untuk memberikan kadar alkohol.
  2. Tuo Nifaro merupakan hasil penyulingan dari tuak mentah yang berasal dari hasil fermentasi tetesan nira kelapa atau aren. Umumnya Tuo nifar mempunyai beberapa tingkatan, bisa sampai 3 (tiga) tingkatan kadar alkoholnya. Dimana Tuo nifar No. 1 bisa mencapai kadar alkohol 43%.

 5. PAKAIAN TRADISIONAL[5]

     Pakaian adat suku Nias dinamakan Baru Oholu untuk pakaian laki-laki dan rba Si'li untuk pakaian perempuan. Pakaian adat tersebut biasanya berwarna emas atau kuning yang dipadukan dengan warna lain seperti hitam, merah, dan putih. Adapun filosofi dari warna itu sendiri antara lain:

  1.  Warna kuning yang dipadukan dengan corak persegi empat (Ni'obakola) dan pola bunga kapas (Ni'obowo gafasi) sering dipakai oleh para bangsawan untuk menggambarkan kejayaan kekuasaan, kekayaan, kemakmuran dan kebesaran.
  2.  Warna merah yang dipadukan dengan corak segi-tiga (Ni'ohulayo/ ni'ogna) sering dikenakan oleh prajurit untuk menggambarkan darah, keberanian dan kapabilitas para prajurit.
  3.  Warna hitam yang sering dikenakan oleh rakyat tani menggambarkan situasi kesedihan, ketabahan dan kewaspadaan.
  4.  Warna putih yang sering dikenakan oleh para pemuka agama kuno (Ere) menggambarkan kesucian, kemurnian dan kedamaian.

 6. RUMAH ADAT

     Bentuk rumah adat di Nias terbagi atas dua yaitu berbentuk oval dan persegi. Rumah adat yang berbentuk oval hanya terdapat di Nias bagian utara, yang sebagian besar wilayahnya masuk wilayah administrasi Kabupaten Nias, sedangkan yang berbentuk persegi hanya terdapat di wilayah Nias bagian Tengah dan Selatan yang masuk wilayah administrasi kabupaten Nias Selatan. Bahan bangunan rumah tradisional pulau Nias pada awalnya adalah kayu dengan atap rumbia. Sistem penyambungan kayunya tidak menggunakan paku tetapi dengan pen.[6] Adapun jenis kayu yang digunakan pada rumah tradisional Nias umumnya ialah sbb:

  1. Manawadano: Untuk tiang penyangga bawah dan lantai.
  2.  Berua: Untuk tiang penyangga bawah dan balok induk lantai dan untuk lantai.
  3.  Faebu: Untuk tiang penyangga bawah.
  4.  Siholi: Untuk tiang penyangga bawah dan dinding.
  5.  Afo: Untuk dinding.

Pola hias pada rumah adat: Di Pulau Nias dapat dijumpai sejumlah ragam hias yang diukir dan dipahatkan di atas permukaan kayu, baik di dinding, di tiang maupun pada beberapa peralatan lainnya. Ragam hias sering sebagai simbol dari keadaan si pemilik rumah tradisional mengingat gambaran kekayaan dan kedudukan yang seringkali diwujudkan dalam ragam hias pada rumah tradisional.[7] Ragam hias yang terdapat pada rumah adat nias adalah:

  • Ragam hias yang bercorak flora

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun