Mohon tunggu...
Pena ReSuPaG
Pena ReSuPaG Mohon Tunggu... Guru - "Jangan pernah ragu meniru penulis lain. Setiap seniman yang tengah mengasah keterampilannya membutuhkan model. Pada akhirnya, Anda akan menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit penulis yang Anda tiru" (William Zinsser)

Penikmat Kertas-Pena dan Kopi-....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nilai-nilai Iman yang Harus Dimiliki Orang Muda

23 November 2021   15:15 Diperbarui: 23 November 2021   15:35 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang Muda (Dok.Pri)

1. Tidak Meragukan Kasih Allah

Paus Fransiskus meyakinkan orang muda bahwa Allah adalah Kasih. Berkat kasih-Nya, Allah hadir sebagai Bapa yang berbelas kasih dan berbelarasa bagi orang muda. Kasih Allah nyata dalam diri Yesus, Putera-Nya yang Tunggal. Dia datang dan tinggal di tengah-tengah orang muda dan menjadi teladan hidup bagi mereka melalui kata, tindakan, kekudusan, dan perbuatan-Nya. 

Paus menegaskan bahwa, ketika orang muda menjatuhkan diri dalam pelukan kasih-Nya, Dia akan memberikan mereka hidup setiap waktu. Dia hadir dan mendukung mereka dengan kasih-Nya yang sempurna.

Dalam sabda-Nya, Yesus hadir dan menyatakan kasih-Nya kepada orang muda. Kasih-Nya tampak dalam diri orang tua yang merawat, menjaga dan bermain bersama anak-anaknya dengan penuh keakraban. "Aku menerangi mereka dengan tali kesetiaan, dengan ikatan kasih. 

Bagi mereka Aku seperti orang yang mengangkat kuk dari tulang rahang mereka" (Hos 11:4). Dia juga hadir sebagai seorang ibu yang mengasihi anak-anaknya dengan kasih yang tulus, cinta yang mendalam dan tidak menelantarkan atau melupakan mereka (bdk. Yes 49:15).

Paus Fransiskus menegaskan bahwa Allah senantiasa mengingat orang muda dalam perjalanan hidup mereka. Ingatan-Nya kepada mereka bukanlah sebuah hard disk yang mengarsipkan kesalahan atau kekurangan mereka, melainkan sebuah ingatan yang penuh kasih dan membebaskan. Inilah bentuk kasih Allah yang paling agung. 

Berkat cinta-Nya, Dia hadir dalam diri mereka dan memberikan hati yang penuh belas kasih dan penuh sukacita. Kasih-Nya sungguh membebaskan mereka dari segala kelemahan dan kerapuhan. Dia adalah sumber kasih tanpa batas mengasihi orang muda dalam perjalan hidup mereka.

Paus Fransiskus berpesan kepada semua orang muda bahwa kasih Allah adalah kasih yang tidak membebani atau menindas; kasih yang tidak meminggirkan, tidak membungkam, tidak diam, tidak merendahkan dan tidak memperhamba. Inilah kasih dari Allah, kasih yang dialami sehari-hari, kasih yang bijaksana, menghargai, kasih yang bebas dan membebaskan serta menyembuhkan dan memajukan. 

Kasih Allah berdaya membangkitkan daripada melarang, memberi kesempatan baru daripada menyalahkan, lebih tahu masa depan daripada masa lalu."

Paus Fransiskus berharap agar semua orang muda membangun relasi yang mesra dengan Allah. Mereka harus yakin dan sungguh-sungguh beriman bahwa Allah setia mendengarkan dan menerima keterbatasan manusiawi mereka. Mereka harus percaya bahwa kasih Allah itu sejati, nyata, konkret dan menawarkan dialog yang berbuah dan penuh tulus. 

Karena itu, orang muda seharusnya tidak meragukan kasih Allah dan bersedia mempersembahkan diri dalam pelukan kasih-Nya. Apabila orang muda memiliki iman demikian, maka mereka akan menjadi saksi kasih-Nya di bumi fana ini.

2. Menerima dan Mengakui Yesus Kristus sebagai Penyelamat Tunggal

Kebesaran dan kedalaman kasih Allah kepada dunia dinyatakan secara sempurna dalam diri Yesus Kristus, putera-Nya. Dia adalah Jalan Tunggal bagi manusia untuk mengenal dan mendekati Allah. 

Dia hadir di dunia untuk menyatakan Wajah Allah yang berbelas kasih dan berbela rasa dengan manusia serta menunjukkan Jalan Tunggal kepada manusia untuk memperoleh keselamatan. Dia adalah Jalan dan Penyelamat Tunggal sebab tiada jalan lain bagi manusia untuk mengenal Allah dan memperoleh keselamatan, selain dalam dan melalui diri-Nya.

Sebagai Jalan dan Penyelamat Tunggal, Yesus menunjukkan bahwa keselamatan hanya bisa dialami manusia apabila manusia menelusuri jalan cinta, menghidupi kekuatan cinta dan saling berbagi cinta. Karena besarnya cinta-Nya kepada manusia, Yesus rela memberikan diri-Nya dipaku di kayu salib sebagai tebusan bagi dosa-dosa manusia. 

Tangan-Nya yang terentang dan terpaku di kayu salib merupakan tanda yang tidak ternilai dari seorang sahabat mencintai hingga di titik terakhir, yaitu rela memberikan diri-Nya demi kebahagiaan sahabat kecintaan-Nya. "Sama seperti Dia yang senatiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Dia mengasihi mereka sampai kesudahan-Nya" (Yoh 13:1).

Yesus hadir di tengah-tengah orang-orang muda untuk mengundang mereka agar bersikap rendah hati dengan membuka diri kepada-Nya agar bisa memperoleh keselamatan dari-Nya. Dia hadir secara nyata dan membebaskan mereka dari dosa, kehampaan batin serta kesepian. 

Dia mengampuni mereka (orang-orang muda) yang membuka diri terhadap panggilan-Nya, sebanyak "tujuh puluh kali tujuh kali" (Mat 18:22). Pengampunan yang diberikan-Nya akan memampukan mereka untuk memulai hidup yang baru dalam terang kemudaan-Nya.

Paus Fransiskus menegaskan bahwa Yesus mengampuni dan menyelamatkan manusia (orang-orang muda) karena Dia mengasihi mereka. Pengampunan yang diberikan-Nya mengalir dari kasih-Nya, yaitu kasih yang melampaui semua kelemahan, masalah, dan kepicikan orang muda. 

Dia mengasihi mereka yang bertobat seperti Dia memeluk anak yang hilang dan memeluk Petrus setelah penyangkalan atas diri-Nya. Dia juga hadir dan memeluk manusia, terutama orang muda yang jatuh dan berjuang untuk menegakkan mereka dengan kasih-Nya yang agung. Kasih Penyelamatan-Nya menghantar mereka untuk bangkit dan memulai hidup baru dalam kasih-Nya.

Daya penyelamatan yang mengalir dari diri Yesus bukanlah sesuatu yang bisa dibeli atau diperoleh melalui pekerjaan. Dia mengampuni dan membebaskan manusia dari kuasa dosa secara cuma-cuma karena kasih-Nya yang melampaui keterbatasan manusia sendiri. Pengorbanan-Nya di kayu salib merupakan pemberian kasih-Nya yang sangat Agung. Kasih-Nya tidak bisa dibeli ataupun dibayar oleh manusia. Yang dituntut dari manusia adalah menerima dan mengakui Kasih Bapa dengan rasa syukur dan sukacita.

Berkenaan dengan kedalaman dan keagungan kasih Allah dalam diri Yesus, Paus Fransiskus meyakinkan orang muda dengan kata-kata ini: "Orang-orang muda yang terkasih, kalian tidak ternilai! Kalian bukanlah sesuatu yang dapat dijual dengan dilelang! Tolong, jangan biarkan diri kalian dibeli, jangan biarkan diri kalian dirayu, diperudak dengan penjajahan ideologis yang menanamkan ide-ide asing dalam kepala kalian yang membuat kalian menjadi budak, bergantung, gagal dalam hidup. 

Kalian tidak ternilai harganya [...] Mari membuka diri untuk jatuh cinta kepada penyelamatan dan kebebasan dari Yesus. Kebebasan untuk mampu mencintai, mengampuni, memberi harapan untuk hidup dan merangkul.

Paus Fransiskus secara tegas meminta kepada orang muda untuk membuka diri, menerima, dan mengakui kasih Allah dalam diri Putera-Nya yang tunggal. Kasih-Nya adalah pemberian diri-Nya secara total demi keselamatan mereka. Darah Yesus yang tertumpah di kayu salib merupakan tanda kasih-Nya yang paling luhur. 

Dalam kekuatan kasih-Nya, Yesus mengundang orang muda untuk sungguh percaya pada cinta dan belas kasih-Nya sebab cinta dan belas kasih-Nya memiliki daya untuk menyelamatkan dan membebaskan mereka dari rasa bersalah. Dalam terang cinta dan belas kasih-Nya, orang muda akan diberdayakan untuk dilahirkan secara baru.

3. Mengimani Yesus Kristus sebagai Jaminan dan Andalan Hidup

Paus Fransiskus menyatakan bahwa Kristus Hidup dan Dia menginginkan agar orang muda hidup. Dia adalah Jaminan dan Andalan Tunggal dalam kehidupan manusia. Dalam Dia, manusia menemukan daya untuk hidup, diperkaya dan memperkaya kehidupan bersama dengan kekuatan isi cinta-Nya. Dia adalah harapan dan kemudaan yang paling indah di dunia ini. Apa pun yang disentuh oleh isi cinta-Nya akan menjadi muda, menjadi baru dan dipenuhi hidup.

Kristus yang hidup selalu memenuhi hati manusia dengan kasih karunia-Nya. Dia yang hidup akan membebaskan, mengubah hidup manusia, menyembuhkan dan menghibur dengan kasih-Nya yang tulus. Dia adalah Kristus yang bangkit, yang dipenuhi dengan daya hidup adikodrati dan berdandanan cahaya kemuliaan tanpa batas. Atas dasar inilah Santo Paulus mengatakan, "Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosa" (1 Kor 15:17).

Paus Fransiskus meyakinkan orang muda bahwa Kristus yang hidup, hadir dalam diri mereka setiap saat dengan cahaya kemuliaan-Nya yang hidup. Dia hadir dan menghantar mereka untuk tidak merasa kesepian lagi, bahkan ketika ditinggalkan oleh seorang sahabat. 

Sebagaimana Dia sendiri telah berjanji bahwa "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:20). Kemanapun orang muda melangkah, Dia menunggu dan mengajak mereka untuk kembali berjalan bersama-Nya agar perjalanan sungguh-sungguh terarah kepada sebuah cakrawala yang selalu baru.

Kristus yang hidup menjadi Jaminan dan Andalan bagi orang muda untuk hidup. Dalam Dia, ada kebaikan. Apa yang diusahakan orang muda dalam nama-Nya akan berhasil. Paus meminta orang muda untuk berhenti mengeluh dan menatap masa depan dengan berharap bersama Yesus. Dia adalah hidup yang kekal. Dengan berpegang teguh pada-Nya, orang muda akan terlepas dari segala bentuk kematian dan kekerasan yang mengintai sepanjang hidup.

 Paus meminta orang muda untuk menerima dan mengakui nilai kebenaran iman yang ada dalam diri Yesus. Dengan cinta yang tulus, mereka dituntut untuk membuka diri dan menjumpai Yesus dalam setiap perjalanan hidup mereka. Kasih-Nya hadir melalui Roh Kudus untuk memampukan mereka agar selalu memperbaharui pengalaman iman mereka kepada Yesus sendiri.

Paus Fransiskus yakin bahwa di saat Roh-Nya hadir dalam diri orang muda, Dia akan menyinari dan memberi terang bagi jalan hidup orang muda. Paus menegaskan bahwa Roh Kudus tidak hadir dalam tindakan mereka yang brutal, memanfaatkan orang lain atau memperalatnya. Justru Roh itu hadir dalam diri mereka yang melakukan tindakan kasih yang sederhana. Tindakan inilah yang mendorong mereka untuk membuka diri dan dibimbing oleh kasih-Nya.

Melalui Roh-Nya yang kudus, orang muda dapat memperoleh sukacita kemudaan dari-Nya. "Kasih Allah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikarunikan kepada kita" (Rom 5:5). Roh Kudus adalah sumber kemudaan yang terbaik. Kemudaan-Nya itu seperti "pohon yang ditanam ditepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan tidak mengalami datangnya panas terik yang daunnya tetap hijau" (Yer 17:8).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun