Untuk itu, Paus menjelaskan mengenai pemahaman kasih yang sejati. Kasih sejati berakar dari dimensi eros dan agape yang tidak terpisahkan. Kesatuan kasih yang demikian secara utuh dinyatakan oleh Allah yang terungkap secara nyata melalui pribadi Yesus Kristus. Di sini juga Paus menyampaikan pengajaran tentang kasih secara teoritis.
Bagian kedua menguraikan pelayanan kasih Gereja sebagai suatu persekutuan kasih. Dalam hal ini Paus menandaskan kasih sebagai landasan dari pelayanan Gereja. Pelayanan adalah tugas yang tidak dapat terpisah dari jati diri Gereja. Paus mengingatkan kembali akan kewajiban utama Gereja sebagai pelayan kasih. Model utama pelayanan kasih Gereja yaitu Yesus Kristus sendiri. Bagian ini secara lebih konkrit memuat praksis gerejawi atas perintah kasih akan sesama. Pada bagian penutup, Paus menunjukkan bahwa Gereja tidak pernah kekurangan teladan kasih.Â
Gereja memiliki banyak orang kudus yang hidupnya senantiasa memancarkan kasih. Paus memberi contoh beberapa orang kudus yang semasa hidupnya memberi kesaksian kasih bagi sesamanya seperti: Gregorius Agung, Diakon Laurentius, Ambrosius Agung, dan sebagainya serta Paus menyebut Bunda Maria sebagai teladan utama dari semua orang kudus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H