Mohon tunggu...
Pena ReSuPaG
Pena ReSuPaG Mohon Tunggu... Guru - "Jangan pernah ragu meniru penulis lain. Setiap seniman yang tengah mengasah keterampilannya membutuhkan model. Pada akhirnya, Anda akan menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit penulis yang Anda tiru" (William Zinsser)

Penikmat Kertas-Pena dan Kopi-....

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terbentuknya Injil Suci [Part 1]

14 November 2021   10:00 Diperbarui: 14 November 2021   14:39 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arti INJIL (youtube.com)

Isi pewartaan itu tidak hanya ucapan dan ajaran Yesus, tetapi juga hal ihwal Yesus seperti yang dialami para pengikut-Nya. Karena itu sebagian besar pewartaan itu berupa "berita", cerita mengenai apa yang dialami, dibuat dan dikatakan Yesus dahulu.

Bahan yang membentuk "Kabar Baik" bukan bahan yang rapi tersusun dan bahan baku yang dihafalkan dan diulang saja. Tentu saja "hafalan" yang mempunyai peranannya, tetapi para pewarta Injil bukan mirip dengan piringan hitam atau "tape" yang diputar-putar saja. Khusunya ucapan-ucapan Yesus dihafalkan dan diulang-ulang sebaik-baiknya. 

Apabila kita bandingkan dengan Mat 5:3-12 dengan Luk 6:20-26, atau Mrk 8:38 dengan Mat 10:33; Mat 5:13b dengan Luk 14:34-35. Dengan demikian terjadi bahwa ucapan-ucapan Yesus beredar pada jemaat Kristen dalam pelbagai bentuk. Oleh sementara orang percaya (nabi-nabi), yang merasa diri diinspirasikan oleh Tuhan dan Juru bicara-Nya, dibentuk dan dikarang ucapan dan wejangan baru, yang diedarkan seolah-olah ucapan dan wejangan Yesus sendiri. Sebab menurut mereka, ucapan dan wejangan itu berasal dari Tuhan yang sama dan berwibawa juga.

Bahan yang berupa ceritera tentang Yesus diolah, disadurkan dan disesuaikan dengan leluasa. Keadaan dan keperluan serta masalah jemaat-jemaat turut berbicara. Cerita itu dipakai dalam ibadat jemaat, dimanfaatkan untuk mengajar orang yang baru masuk guna untuk memecahkan berbagai soal baru yang timbul. Karena itu beredarlah pelbagai ceritera tentang hal yang sama. Malah diciptakan ceritera-ceritera yang sama sekali baru. Boleh jadi salah satu ucapan Yesus beredar dan orang tidak tahu kapan dan dalam situasi apa ucapan itu disampaikan Yesus. 

Dengan pelbagai cara, berita itu dikembangkan menjadi ceritera lengkap. Orang tidak terlalu mengambil pusing tentang kapan persis suatu pengalaman terjadi, sebelum atau setelah Yesus wafat. Lalu semuanya diceriterakan seolah-olah terjadi selama Yesus masih hidup di dunia. Tradisi umat Kristen bukanlah tradisi mati melainkan hidup, atau di lain pihak tradisi itu tidaklah buta dan liar melainkan terarah. 

Semua yang disampaikan selalu merupakan "Kabar Baik" yang sama, yakni kabar tentang Yesus dan keselamamtan yang dikerjakan Allah melalui Dia. Kabar tersebut selalu yang disesuaikan dengan situasi riil. Yesus yang diwartakan itu tetap berarti dan bermakna bagi jemaat dan orang percaya dalam macam-macam situasi. Sebab apa yang paling penting bukan ajaran atau perbuatan Yesus dahulu, melainkan Yesus sendiri.

Lama kelamaan ada orang yang mulai mengumpulkan dan mencatat bahan bermacam-macam yang beredar pada jemaat. Ada orang atau kelompok yang mengumpulkan ucapan-ucapan Yesus. Ucapan-ucapan itu dipakai sebagai semacam pedoman hidup untuk kelompok tertentu ataupun sebagai bahan "pelajaran agama". 

Dan ada juga orang lain mengumpulkan ceritera-ceritera tentang Yesus tentang mukjizat yang dikerjakan-Nya dan pengusiran roh-roh jahat. Tentu saja kumpulan-kumpulan semacam itu tidak memuat segala apa yang beredar dan tidak mematikan tradisi lisan. Tradisi itu berjalan terus. Catatan-catatan semacam itu hanya "pegangan", bukan pengganti tradisi. Sementara itu, terjadilah sesuatu yang paling penting sekali. 

Tradisi yang berisikan "Kabar Baik" pindah dari negeri Palestina dan orang Yahudi serta bahasa Aram ke luar negeri. Dengan itu, tradisi masuk ke dalam dunia dan alam pikiran Yunani dan ke dalam bahasa Yunani. Khusunya ucapan-ucapan Yesus dalam bahasa Aram yang dialihbahasakan, boleh jadi dengan pelbagai cara dan tidak selalu dengan tepat. 

Pengalaman-pengalaman baru tidak sedikit mendorong untuk menjernihkan pikiran, mempertajam tangkapan dan memperdalam penghayatan iman. Dibuat juga rumusan-rumusan pendek dan padat mengenai pokok-pokok utama iman kepercayaan umat Kristen tentang Yesus serta arti dan makna karya-Nya. Rumusan-rumusan semacam itu dipakai dalam ibadat, dalam pelajaran agama dan pewartaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun