Ketiga, dengan adanya teknologi digital ini dapat memudahkan saya dalam karya pastoral seperti menyapa umat dan bahkan dapat menjalankan ibadah lewat media sosial.Â
Hal ini saya renungkan selama masa pandemi Covid-19, di mana segala bentuk doa-doa bersama, sharing-sharing atau bahkan Perayaan Ekaristi diadakan secara live streaming atau via zoom.Â
Keempat, dengan adanya teknologi digital ini dapat membantu umat untuk mencari informasi dan input rohani yang terbaik bagi dirinya.
Kemajuan teknologi digital saat ini tidak semata-mata hanya mengarah pada kebaikan dan kesempurnaan saja dalam mengemban tugas pelayanan pastoral, tetapi juga dapat menjadi tantangan dalam tugas pelayanan pastoral.Â
Dan inilah yang menjadi pergulatan hidup panggilan saya saat ini. Maka, cara untuk mengatasinya adalah ikut ambil bagian dalam teknologi digital ini, karena mustahil saya sebagai imam (kelak) tidak terlibat dalam menghadapi tantangan dan peluang dari kemajuan teknologi digital ini.Â
Walaupun demikian, saya harus tetap mengandalkan Yesus Kristus dalam memanfaatkan teknologi digital dan tidak mengandalkan teknologi secara berlebihan sehingga menggantikan Kristus dalam hidup saya. Di sini saya (calon) imam (kelak) tetap setia mendengar Sabda Allah dan merayakan Sakramen Ekaristi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H