Dorongan yang kuat dalam dirinya untuk menjadi seorang imam sepertinya hanya meletup di kamar pengakuan saja sebab dia masih memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi seorang ahli kimia. Setelah meraih gelar sarjana di Universitas Buenos Aires, dia bekerja di laboratorium penelitian makanan Hickethier-Bachmann.Â
Keberhasilannya sebagai anak sulung dalam studi dan mendapatkan pekerjaan yang layak membuat kedua orangtuanya merasa bangga kepadanya. Dia menjadi teladan bagi adik-adiknya.
Setelah bekerja selama lebih kurang 4 tahun, dia menyampaikan keinginannya yang sudah lama terpendam untuk menjadi seorang imam kepada ibunya. Ibunya tidak serta merta menyetujui keinginannya sebab dia tidak rela anak sulungnya menjadi seorang seminaris dan kelak menjadi seorang imam. Namun dia tidak putus asa.Â
Dia menyampaikan keinginannya itu kepada ayahnya. Ayahnya justru sangat mendukung niatnya untuk menjadi seorang imam. Agar tidak terjadi pertentangan antara ayah dan ibunya, dia menjumpai neneknya. Neneknya sangat mendukung keinginannya. Setelah mendapat restu dari ayah dan neneknya, dia mulai mempersiapkan diri untuk menjadi seorang seminaris di Seminari Concepcion Villa Devoto pada 1957.
Pada tanggal 11 Maret 1958, dia menjadi seorang novis Serikat Yesus. Pada akhir tahun kedua masa novisiatnya, dia mengucapkan kaul pertamanya sebagai seorang Jesuit. Dia menjalani masa pendidikan filsafat di Seminari Tinggi St. Yosef San Miguel hingga meraih gelar sarjana. Sesudah itu, dia belajar teologi di Seminari Tinggi St. Yosef San Miguel sebagai persiapan menuju imamat. Pada tahun ketiga studi teologinya, dia dipanggil oleh superiornya. Superior memintanya untuk mempersiapkan diri menerima tahbisan imamat.
Pada tanggal 13 Desember 1969, dia ditahbiskan menjadi imam Jesuit oleh Uskup Agung emeritus Cordoba, Mgr Ramon Jose Castellano. Sebagai seorang imam, dia ditugaskan untuk  menjadi pembimbing Novis di Villa Valirali San Miguel. Dia juga ditugaskan untuk mengajar teologi. Pada tanggal 31 Juli 1973 dia diangkat menjadi provinsial Jesuit. Pada tahun 1980 hingga 1986, dia menjadi rektor fakultas Filsafat dan Teologi San Miguel. Dia dikirim ke Jerman untuk menyelesaikan studi doktoralnya di bidang teologi. Dari Jerman, dia ditugaskan di Cordoba. Dia menjadi bapa spiritual dan tugas utama yang harus dilakukannya adalah pendengar pengakuan dosa.
Pada tanggal 20 Mei 1992, Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya menjadi Uskup Auksilier dengan gelar Uskup Tituler Auca untuk  Keuskupan Buenos Aires. Dia ditahbiskan oleh kardinal Quarracino dan didampigi oleh dua Uskup, yaitu Mgr. Emilio Ognenovich (1923-2011), Uskup Agung Mercedes Lujan, dan Nunsius Apostolik untuk Argentina Mgr. Ubaldo Calabresi (1925-2004) yang bergelar Uskup Agung Tituler Fundi. Pada 3 Juni 1997, Jorge ditunjuk sebagai Uskup agung Koadjutor Buenos Aires.
Dalam tahbisan episkopatnya, Jorge memilih moto tahbisan epoiscopatnya "Miserando atque Eligendo." Dengan moto ini, dia sungguh-sungguh disadarkan bahwa panggilan untuk menjadi imam berasal inisiatif dari Allah yang mamanggil dan menunggu jawaban dari manusia.Â
Dengan motto panggilannya ini juga, dia berharap agar Gereja mampu memancarkan belaskasih Allah dalam peziarahan di dunia ini. "Miserando atque Eligendo" dan simbol-simbol tahbisan episkopatnya tetap dipertahankannya dalam tugas penggembalaannya sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma. Pada tanggal 6 November 1998, dia mendapat perutusan dari Tahta Suci. Dia diangkat menjadi ordinaris untuk Gereja-gereja Katolik Ritus Timur di Argentina.
Pada tanggal 8 November 2005 -- 8 November 2011, uskup Jorge Mario Bergoglio diangkat menjadi presiden konferensi para uskup Argentina. Pada 21 Februari 2001, dia diangkat menjadi kardinal oleh PausYohanes Paulus II dengan title dari St. Robertus Bellarminus. Pada tanggal 13 Maret 2013, kardinal Mario Bergoglio dipilih oleh para kardinal menjadi Paus Gereja Katolik dan mengambil nama Fransiskus.
Paus Fransiskus adalah  imam Jesuit pertama yang terpilih menjadi untuk memimpin Gereja Universal. Paus ke-266 juga dinobatkan sebagai Paus pertama dari Amerika Latin non-Eropa zaman modern dan memilih nama saudara dina St. Fransiskus Assisi sebagai nama pontifikalnya.