Mohon tunggu...
Pena ReSuPaG
Pena ReSuPaG Mohon Tunggu... Guru - "Jangan pernah ragu meniru penulis lain. Setiap seniman yang tengah mengasah keterampilannya membutuhkan model. Pada akhirnya, Anda akan menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit penulis yang Anda tiru" (William Zinsser)

Penikmat Kertas-Pena dan Kopi-....

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sekilas Riwayat Hidup "Paus Fransiskus"

8 November 2021   14:39 Diperbarui: 8 November 2021   15:09 3830
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus Fransiskus (korankaltim.com)

        Paus Fransiskus adalah Paus ke-266 yang memimpin Gereja Katolik Roma. Dia adalah Paus pertama yang berasal dari luar benua Eropa yakni dari Buenos Aires, Argentina selama 13 abad terakhir. Dia juga merupakan Paus pertama yang berasal dari Serikat Jesus (SJ). 

Dalam kepemimpinannya terdapat keutamaan yang dimilikinya, antara lain kerendahan hati, kesederhanaan, dan keterbukaan. Teladan hidupnya membuat banyak orang kristen kembali menyebut diri sebagai umat kristen atau umat katolik.

Keutamaan yang dihidupi dan ditunjukkan oleh Paus Fransiskus tidak muncul begitu saja. Hal itu tidak lepas dari sejarah hidupnya yang membentuknya menjadi pribadi yang sederhana dan rendah hati.  Oleh karena itu, disini akan dibahas riwayat hidup Paus Fransiskus.

Jorge Mario Borgoglio, itulah nama asli Paus Fransiskus. Dia lahir di Buenos Aires, Argentina pada tanggal 17 Desember 1936. Dia adalah anak pertama dari lima bersaudara. Kedua orang tuanya berasal dari Piemonte, Italia bagian Utara. Ayahnya, Mario Jose Bergoglio adalah seorang pegawai kereta api dan ibunya, Regina Sivori hanya menjadi ibu rumah tangga. 

Karena kesulitan ekonomi di tempat asalnya, kedua orang tuanya berimigrasi ke Argentina dan menetap di wilayah Flores, Argentina. Kehidupan keluarganya sangat sederhana. Kedua orang tuanya bekerja keras mencari nafkah hidup dan aktif mendidik anak-anak mereka dengan kesalehan rohani yang cukup mendalam.

Semasa kanak-kanak, Jorge akrab dengan dunia sepak bola yang menjadi olah raga wajib bagi anak-anak Amerika Latin. Namanya tercatat sebagai anggota kehormatan klub sepak bola papan atas Liga Argentina Primera A, San Lorenzo. 

Selain kedekatan dengan dunia sepak bola, dia juga dikenal sebagai anak yang nakal sehingga dijuluki "setan kecil" oleh gurunya. Seusai menjalani pendidikannya di bawah asuhan Salesian don Bosco, dia melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi, yaitu di Escuela Nacional de Education Tecnica (ENET) N 27 Hipolito Yrigoyen, Buenos Aires. Dia mengambil jurusan teknik kimia dan berhasil menyandang gelar insinyur kimia.

Ketika menjadi seorang mahasiswa, pada "Hari Mahasiswa", dia mengikuti sebuah kegiatan bersama teman-temannya. Ketika hendak menjumpai teman-temannya di sebuah tempat dekat stasiun, dia melewati sebuah gereja. Hatinya tergerak untuk melihat dan masuk ke dalam gereja itu. Dia pun mengikuti gerakan hatinya. 

Dalam gereja, dia berjumpa dengan seorang imam yang tidak dikenalnya. Dalam perjumpaan itu, dia mengalami pergumulan batin yang tidak pernah dialaminya. 

Dia bingung dan dalam kebingungannya, dia meminta kepada imam yang ada di gereja itu untuk mengaku dosa. Namun, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan di kamar pengakuan. Dia hanya berkata kepada imam itu bahwa imannya sungguh-sungguh luntur dari hati dan hidupnya. Ironisnya, pada saat itu, dia merasa dirinya dipanggil untuk menjadi seorang imam religius. 

Karena itu, sejak di kamar pengakuan, dia sudah memutuskan untuk tidak menjumpai teman-temannya di stasiun. Dia pulang ke rumahnya dengan satu keyakinan bahwa dia harus menjadi seorang imam religius.

Dorongan yang kuat dalam dirinya untuk menjadi seorang imam sepertinya hanya meletup di kamar pengakuan saja sebab dia masih memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi seorang ahli kimia. Setelah meraih gelar sarjana di Universitas Buenos Aires, dia bekerja di laboratorium penelitian makanan Hickethier-Bachmann. 

Keberhasilannya sebagai anak sulung dalam studi dan mendapatkan pekerjaan yang layak membuat kedua orangtuanya merasa bangga kepadanya. Dia menjadi teladan bagi adik-adiknya.

Setelah bekerja selama lebih kurang 4 tahun, dia menyampaikan keinginannya yang sudah lama terpendam untuk menjadi seorang imam kepada ibunya. Ibunya tidak serta merta menyetujui keinginannya sebab dia tidak rela anak sulungnya menjadi seorang seminaris dan kelak menjadi seorang imam. Namun dia tidak putus asa. 

Dia menyampaikan keinginannya itu kepada ayahnya. Ayahnya justru sangat mendukung niatnya untuk menjadi seorang imam. Agar tidak terjadi pertentangan antara ayah dan ibunya, dia menjumpai neneknya. Neneknya sangat mendukung keinginannya. Setelah mendapat restu dari ayah dan neneknya, dia mulai mempersiapkan diri untuk menjadi seorang seminaris di Seminari Concepcion Villa Devoto pada 1957.

Pada tanggal 11 Maret 1958, dia menjadi seorang novis Serikat Yesus. Pada akhir tahun kedua masa novisiatnya, dia mengucapkan kaul pertamanya sebagai seorang Jesuit. Dia menjalani masa pendidikan filsafat di Seminari Tinggi St. Yosef San Miguel hingga meraih gelar sarjana. Sesudah itu, dia belajar teologi di Seminari Tinggi St. Yosef San Miguel sebagai persiapan menuju imamat. Pada tahun ketiga studi teologinya, dia dipanggil oleh superiornya. Superior memintanya untuk mempersiapkan diri menerima tahbisan imamat.

Pada tanggal 13 Desember 1969, dia ditahbiskan menjadi imam Jesuit oleh Uskup Agung emeritus Cordoba, Mgr Ramon Jose Castellano. Sebagai seorang imam, dia ditugaskan untuk  menjadi pembimbing Novis di Villa Valirali San Miguel. Dia juga ditugaskan untuk mengajar teologi. Pada tanggal 31 Juli 1973 dia diangkat menjadi provinsial Jesuit. Pada tahun 1980 hingga 1986, dia menjadi rektor fakultas Filsafat dan Teologi San Miguel. Dia dikirim ke Jerman untuk menyelesaikan studi doktoralnya di bidang teologi. Dari Jerman, dia ditugaskan di Cordoba. Dia menjadi bapa spiritual dan tugas utama yang harus dilakukannya adalah pendengar pengakuan dosa.

Pada tanggal 20 Mei 1992, Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya menjadi Uskup Auksilier dengan gelar Uskup Tituler Auca untuk  Keuskupan Buenos Aires. Dia ditahbiskan oleh kardinal Quarracino dan didampigi oleh dua Uskup, yaitu Mgr. Emilio Ognenovich (1923-2011), Uskup Agung Mercedes Lujan, dan Nunsius Apostolik untuk Argentina Mgr. Ubaldo Calabresi (1925-2004) yang bergelar Uskup Agung Tituler Fundi. Pada 3 Juni 1997, Jorge ditunjuk sebagai Uskup agung Koadjutor Buenos Aires.

Dalam tahbisan episkopatnya, Jorge memilih moto tahbisan epoiscopatnya "Miserando atque Eligendo." Dengan moto ini, dia sungguh-sungguh disadarkan bahwa panggilan untuk menjadi imam berasal inisiatif dari Allah yang mamanggil dan menunggu jawaban dari manusia. 

Dengan motto panggilannya ini juga, dia berharap agar Gereja mampu memancarkan belaskasih Allah dalam peziarahan di dunia ini. "Miserando atque Eligendo" dan simbol-simbol tahbisan episkopatnya tetap dipertahankannya dalam tugas penggembalaannya sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma. Pada tanggal 6 November 1998, dia mendapat perutusan dari Tahta Suci. Dia diangkat menjadi ordinaris untuk Gereja-gereja Katolik Ritus Timur di Argentina.

Pada tanggal 8 November 2005 -- 8 November 2011, uskup Jorge Mario Bergoglio diangkat menjadi presiden konferensi para uskup Argentina. Pada 21 Februari 2001, dia diangkat menjadi kardinal oleh PausYohanes Paulus II dengan title dari St. Robertus Bellarminus. Pada tanggal 13 Maret 2013, kardinal Mario Bergoglio dipilih oleh para kardinal menjadi Paus Gereja Katolik dan mengambil nama Fransiskus.

Paus Fransiskus adalah  imam Jesuit pertama yang terpilih menjadi untuk memimpin Gereja Universal. Paus ke-266 juga dinobatkan sebagai Paus pertama dari Amerika Latin non-Eropa zaman modern dan memilih nama saudara dina St. Fransiskus Assisi sebagai nama pontifikalnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun