Mohon tunggu...
Rengga Yudha Santoso
Rengga Yudha Santoso Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer and Writer from STKIP PGRI NGANJUK

Yang biasa bilang Salam LITERASI seharusnya perlu introspeksi sejauh mana berliterasi, apa jangan-jangan hanya sekedar ucapan tanpa aktualisasi agar mendapat apreasiasi? - Rengga Yudha Santoso (a.k.a halalkiri)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Takhayul dan Teknologi: Menimbang Risiko dan Manfaat Cek Khodam Online Bagi Kesehatan Mental

8 Juli 2024   19:35 Diperbarui: 9 Juli 2024   03:21 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan kemajuan teknologi, praktik takhayul tradisional mengalami transformasi menjadi takhayul digital. Cek khodam online adalah contoh nyata bagaimana kepercayaan spiritual tradisional beradaptasi dengan era digital. Namun, adaptasi ini juga membawa tantangan tersendiri dalam hal keaslian dan etika.

Cek Khodam Online: Antara Kepercayaan dan Komersialisasi

Fenomena cek khodam online, yang menawarkan jasa untuk melihat atau menganalisis khodam yang mendiami seseorang melalui platform digital, menjadi populer. Namun, praktik ini juga memunculkan pertanyaan tentang validitas dan etika. Apakah cek khodam online benar-benar akurat, atau hanya sekadar trik untuk mencari keuntungan?

Sebuah studi oleh Wahyuni (2023) tentang fenomena paranormal online di Indonesia mengungkapkan bahwa banyak layanan cek khodam online yang tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat. Beberapa praktisi bahkan memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat untuk meraup keuntungan.

Tantangan Etika dan Moralitas

Selain masalah keaslian, takhayul digital juga menimbulkan tantangan etika. Praktik seperti cek khodam online dapat mengeksploitasi kepercayaan dan kerentanan individu. Dalam beberapa kasus, individu yang percaya pada khodam dapat menjadi korban penipuan atau manipulasi.

Menurut Suwardi (2022) dalam bukunya "Etika Digital di Indonesia", penting untuk mengembangkan kerangka etika digital yang dapat mengatur praktik takhayul online. Kerangka ini harus melindungi individu dari eksploitasi dan penyalahgunaan, serta memastikan bahwa praktik takhayul online tidak merugikan masyarakat secara keseluruhan.

Takhayul Digital dalam Konteks Budaya

Meskipun menimbulkan tantangan, takhayul digital juga dapat dilihat sebagai bentuk adaptasi budaya terhadap perubahan zaman. Praktik takhayul tradisional yang dulunya dilakukan secara langsung kini dapat diakses dengan mudah melalui internet. Ini menunjukkan bahwa kepercayaan tradisional masih relevan dalam masyarakat modern, meskipun bentuknya telah berubah.

Namun, penting untuk diingat bahwa takhayul digital bukanlah pengganti dari praktik tradisional. Takhayul digital harus dilihat sebagai pelengkap, bukan pengganti, dari kepercayaan dan praktik tradisional.

Takhayul digital adalah fenomena kompleks yang mencerminkan perubahan dalam cara kita memahami dan mempraktikkan kepercayaan. Meskipun menawarkan kemudahan dan aksesibilitas, takhayul digital juga menimbulkan tantangan dalam hal keaslian, etika, dan moralitas. Penting untuk mengembangkan pemahaman yang kritis terhadap takhayul digital, serta kerangka etika yang dapat melindungi individu dan masyarakat dari potensi bahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun