Mohon tunggu...
Rengga Yudha Santoso
Rengga Yudha Santoso Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer and Writer from STKIP PGRI NGANJUK

Yang biasa bilang Salam LITERASI seharusnya perlu introspeksi sejauh mana berliterasi, apa jangan-jangan hanya sekedar ucapan tanpa aktualisasi agar mendapat apreasiasi? - Rengga Yudha Santoso (a.k.a halalkiri)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menguji Eksistensi Civic Values dan Civil Society: Bagian #3

8 Juli 2024   04:29 Diperbarui: 8 Juli 2024   04:29 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah saatnya kita bangkit dan mewujudkan cita-cita luhur para pendiri bangsa. Keadilan sosial bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kewajiban setiap warga negara. Mari kita mulai dari diri sendiri, dari lingkungan terdekat, untuk menegakkan keadilan dan membela hak asasi manusia. Sebab hanya dengan keadilan yang merata, Indonesia bisa menjadi negara yang benar-benar merdeka, berdaulat, dan sejahtera bagi seluruh rakyatnya.

Jangan biarkan kematian Afif Maulana sia-sia. Jadikan ini sebagai momentum untuk introspeksi, refleksi, dan aksi nyata. Karena sejatinya, nasib Afif bisa menimpa siapa saja di antara kita. Dan ketika keadilan terpenuhi bagi yang paling lemah sekalipun, barulah kita bisa dengan bangga mengatakan bahwa Indonesia telah mewujudkan sila kelima Pancasila.

Kesimpulan

Kasus kematian Afif Maulana harus menjadi refleksi bagi kita semua tentang pentingnya menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menjunjung tinggi setiap sila dalam Pancasila, kita dapat membangun masyarakat yang lebih adil, manusiawi, dan bersatu. Peran serta masyarakat dalam menegakkan nilai-nilai ini sangat penting untuk menciptakan bangsa yang berdaulat dan bermartabat.

Sebagai penutup, mari kita jadikan kasus ini sebagai pengingat untuk selalu bersikap empati terhadap sesama. Empati adalah kunci dalam membangun masyarakat yang adil dan beradab. Dengan memahami dan merasakan penderitaan orang lain, kita bisa lebih peka dan bertindak untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.

Bersama-sama, kita bisa memperkuat nilai-nilai Pancasila dan mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun