Mohon tunggu...
Rengga Yudha Santoso
Rengga Yudha Santoso Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer and Writer from STKIP PGRI NGANJUK

Yang biasa bilang "Salam LITERASI" seharusnya perlu introspeksi sejauh mana berliterasi, apa jangan-jangan hanya sekedar ucapan tanpa aktualisasi agar mendapat apreasiasi?" - Rengga Yudha Santoso (a.k.a halalkiri)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menguji Eksistensi Civic Values dan Civil Society: Bagian #1

7 Juli 2024   06:40 Diperbarui: 8 Juli 2024   03:30 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kelima, dengan dialektika Hegel kita semua dapat melihat perkembangan ide dan masyarakat sebagai proses yang melibatkan tesis (gagasan awal), antitesis (gagasan yang bertentangan), dan sintesis (penggabungan kedua gagasan tersebut menjadi pemahaman yang lebih tinggi). 

Keenam, menurut perspektif Hegelian, konflik antara nilai-nilai civic dan praktik institusi bukanlah sesuatu yang harus dihindari, melainkan merupakan bagian penting dari proses evolusi sosial. Melalui konflik ini, masyarakat dapat mencapai pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai mereka dan bagaimana menerapkannya dalam konteks yang kompleks.

Ketujuh, tujuan akhir dari proses dialektika ini adalah tercapainya sintesis yang lebih adil dan lebih sesuai dengan nilai-nilai civic. Ini bisa berupa reformasi institusi, perubahan kebijakan, atau evolusi dalam pemahaman dan penerapan nilai-nilai tersebut.

Respons Masyarakat 

Respons masyarakat terhadap kematian Afif Maulana sangat beragam, mulai dari kemarahan, kesedihan, hingga aksi protes. Reaksi ini menunjukkan bahwa masyarakat sadar akan ketidakadilan yang terjadi dan menginginkan perubahan. Menurut Hegel, respons ini adalah bagian dari proses dialektika di mana masyarakat bergerak menuju kesadaran yang lebih tinggi dan lebih adil. Berikut penjelasan dari penulis:

  • Keberagaman respons:
    • Kemarahan: Ini menunjukkan rasa frustrasi dan ketidakpuasan masyarakat terhadap situasi yang ada. Kemarahan bisa menjadi katalis untuk perubahan sosial.
    • Kesedihan: Menggambarkan empati masyarakat dan kesadaran akan kehilangan yang dialami keluarga Afif Maulana serta masyarakat secara umum.
    • Aksi protes: Ini adalah bentuk ekspresi kolektif yang menunjukkan keinginan masyarakat untuk membuat suara mereka didengar dan menuntut perubahan.
  • Kesadaran masyarakat: Respons yang kuat ini mengindikasikan bahwa masyarakat memiliki tingkat kesadaran yang cukup tinggi terhadap isu-isu ketidakadilan. Mereka tidak hanya menerima situasi apa adanya, tetapi mampu mengidentifikasi dan bereaksi terhadap ketidakadilan yang terjadi.
  • Keinginan akan perubahan: Reaksi masyarakat menunjukkan bahwa mereka tidak puas dengan status quo dan menginginkan perubahan sistem atau kondisi yang ada. Ini bisa menjadi dorongan untuk reformasi sosial atau perubahan kebijakan.
  • Konsep dialektika Hegel:
    • Tesis: Kondisi awal atau situasi yang ada.
    • Antitesis: Respons masyarakat yang menentang atau menolak kondisi tersebut.
    • Sintesis: Hasil akhir yang merupakan perpaduan atau resolusi dari konflik antara tesis dan antitesis.
  • Dalam konteks ini, respons masyarakat bisa dilihat sebagai "antitesis" terhadap kondisi ketidakadilan yang ada ("tesis"). Proses ini diharapkan akan menghasilkan "sintesis" berupa perubahan sosial atau sistem yang lebih adil.
  • Kesadaran kolektif: Hegel percaya bahwa melalui proses dialektika, masyarakat secara keseluruhan bergerak menuju tingkat kesadaran yang lebih tinggi. 
  • Dalam kasus ini, respons terhadap kematian Afif Maulana bisa dilihat sebagai langkah dalam proses tersebut, di mana masyarakat menjadi lebih sadar akan isu-isu keadilan dan hak asasi manusia.
  • Potensi perubahan sosial: Respons yang kuat dari masyarakat memiliki potensi untuk mendorong perubahan kebijakan, reformasi hukum, atau perubahan sosial lainnya yang bertujuan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan dan menciptakan masyarakat yang lebih adil.
  • Tantangan ke depan: Meskipun respons masyarakat menunjukkan kesadaran dan keinginan untuk perubahan, tantangannya adalah bagaimana mengubah energi ini menjadi aksi konkret dan perubahan sistemik yang berkelanjutan.

Penutup

Menggunakan pendekatan dialektika kesadaran Hegel, kita bisa melihat bahwa kematian Afif Maulana adalah cerminan dari konflik yang lebih besar antara individu dan institusi. Masyarakat harus terus berjuang untuk keadilan dan kemanusiaan, karena melalui konflik dan resolusi inilah kita bisa mencapai kesadaran yang lebih tinggi dan lebih adil.

Dengan memahami peristiwa ini melalui lensa filsafat, kita dapat lebih memahami ketegangan yang ada dan mencari cara untuk menciptakan masyarakat yang lebih empati dan adil.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun