Kelemahan ini dipengaruhi oleh banyak sekali faktor, salah satu faktor yang dapat terlihat adalah adanya ketimpangan dalam distribusi jumlah Pegawai BPS dengan jumlah Mitra BPS yang banyak dan sangat tersebar distribusi teritorialnya, serta adanya karakteristik dan motif yang beragam dari para individu Mitra BPS tersebut.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka BPS memerlukan adanya suatu sistem Pembinaan Mitra, salah satunya dengan pembentukan Tim Pembina Mitra yang berada pada Unit kerja BPS Kabupaten/Kota dan mempunyai otoritas dalam hal seleksi rekruitment mitra baru, pemeliharaan database Mitra BPS, pemantauan proses pengumpulan data yang dilakukan Mitra BPS di lapangan dan penindakan terhadap adanya pelanggaran Standart Operational Procedure yang dilakukan oleh Mitra BPS, baik pelanggaran tata laksana kerja maupun pelanggaran etika yang mungkin dilakukan.Â
Sistem ini harus dapat melakukan tindakan preventif terhadap potensi penyalahgunaan wewenang yang dapat dilakukan oleh mitra BPS.
Terlebih lagi Sistem ini juga harus mampu membuat dirinya terinterkoneksi dengan Unit kerja BPS lain yang ada, baik di level BPS Kabupaten/Kota se-Indonesia maupun di Level Provinsi dan Pusat.
Selain itu sistem ini diharapkan akan dapat juga memberikan apresiasi terhadap sumbangsih Mitra BPS yang luar biasa.
Dengan mengaplikasikan sistem ini dalam manajerial tata kelola organisasinya maka BPS akan mampu meningkatkan reputasi dan memperkuat brand image-nya sebagai Penyedia Data Statistik yang Berkualitas, karena tidak dapat dipungkiri lagi bahwa potensi dari keberadaan Mitra BPS sangatlah memberikan kontribusi positif yang luar biasa bagi efektivitas kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H