Mohon tunggu...
RENFA DWI
RENFA DWI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

Hobi melakukan hal yang positif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meraih Pengalaman Suka Cita Selama Perjalanan Asistensi Mengajar di MAN 1 Malang

14 Desember 2023   19:59 Diperbarui: 14 Desember 2023   20:34 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Essai Asistensi Mengajar

Renfa Dwi Andini (200341417294)

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh...

Halo semua! Perkenalkan nama saya Renfa Dwi Andini, biasa dipanggil Renfa. Mungkin sebagian besar dari kalian baru pertama kali mendengar kata "Renfa". Jadi, kata "Renfa" berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti memiliki pemikiran yang tajam dan cerdas. Sehingga nama saya dapat diartikan sebagai seseorang dengan pemikiran yang tajam dan cerdas, terlahir sebagai anak kedua, dan dilahirkan pada malam dini hari. Semoga kepribadian saya sesuai dengan nama saya, aamiin..

Saya dilahirkan dan dibesarkan di salah satu kota di Jawa Timur, tepatnya di Kota Probolinggo. Saat ini saya sedang menempuh S1 Pendidikan Biologi di Universitas Negeri Malang. Sebagai Angkatan 2020, saya sudah menjadi mahasiswa akhir yang disibukkan dengan skripsi. Tetapi perintah dari departemen mewajibkan seluruh mahasiswa semester tujuh untuk mengikuti program Asistensi Mengajar. Program Asistensi Mengajar ini bertujuan untuk memperbanyak pengalaman dengan praktik dan terjun langsung ke sekolah sehingga dapat merasakan realita menjadi tenaga pendidik dan bertemu langsung dengan siswa.

Saat mengikuti program Asistensi Mengajar ini, mahasiswa diwajibkan untuk memilih sekolah penempatan yang akan mereka tinggali dalam waktu empat bulan untuk melaksanakan program Asistensi Mengajar di sekolah. Tetapi sebelum dilakukan pelepasan ke sekolah, mahasiswa diwajibkan mengikuti pembekalan di kampus untuk mempersiapkan bekal pengetahuan dan adab serta sikap yang harus mereka lakukan selama di sekolah. Hal yang kami dapatkan selama pembekalan yaitu tata cara berbusana, tata cara bersikap, dan tugas-tugas yang akan kami lakukan selama program Asistensi Mengajar.

Saya memilih penempatan di MAN 1 Malang dengan latar belakang yang agak berkesan. Sebenarnya pada saat pemilihan sekolah, saya memilih sekolah di Kota Malang. Tetapi karena server saat itu sedang down, pada akhirnya saya ditempatkan di sekolah yang berlokasikan di Kabupaten Malang. Saya tetap bersyukur karena saya percaya jalan yang diberikan oleh Allah SWT merupakan jalan yang terbaik buat saya. Setelah diadakan pelepasan mahasiswa, saya bertemu dengan guru pamong saya yakni Ibu Hamidah Barid Baroroh, M. Pd. dan beliau memberikan saya kelas X D untuk saya ampu selama kegiatan Asistensi Mengajar ini.

Pada minggu pertama, saya dan rekan-rekan melakukan observasi untuk melakukan analisis kebutuhan sekolah yang nantinya akan dipecahkan dengan solusi yang mendukung. Setelah masa observasi berakhir, saya melakukan praktik mengajar di kelas yang saya ampu dengan pengawasan Ibu Hamidah. Ibu Hamidah merupakan guru professional yang disiplin dan tegas. Karenanya, setiap kali saya mengajar, Ibu Hamidah akan mengawasi dan memberikan evaluasi kepada saya. Sebenarnya, dengan adanya evaluasi tersebut membuat hati kecil saya ingin mengeluh, tetapi sisi baik dari evaluasi tersebut dapat menuntun saya untuk menjadi pengajar yang lebih baik dan professional. Ibu Hamidah hanya memberikan evaluasi pada beberapa minggu awal saja untuk membentuk pribadi mahasiswa yang beliau bimbing agar menjadi tangguh dan selalu siap dalam menghadapi siswa.

Setelah mengajar di kelas tanpa pengawasan Bu Hamidah, saya merasa menjadi rileks dan dapat lebih akrab dengan siswa. Tetapi memang pada kenyataannya siswa-siswa menjadi lebih manja, karena tidak ada Bu Hamidah. Setelah beberapa minggu saya mencoba menghafal setiap nama dari siswa tersebut dan lebih mendekatkan diri kepada mereka. Alhamdulillah untuk kelas yang saya ampu, mereka merupakan anak yang berbakti dan memiliki sopan santun, serta iman dan taqwa yang mendalam. Hal tersebut saya temui setiap diadakannya solat berjamaah, baik solat dhuhur maupun ashar, seluruh siswa laki-laki di kelas X D akan membentuk barisan lurus di shaf paling depan. MasyaAllah... Biasanya saya mengagumi siswa-siswa tersebut sambil berbincang dengan rekan saya yang mengampu mata pelajaran kimia di kelas X D juga.

Kebaikan siswa kelas X D juga terlihat pada saat saya mengajar dengan keadaan kurang sehat. Lebih tepatnya saat pertengahan waktu periode Asistensi Mengajar, saya melakukan operasi gigi impaksi sehingga membuat saya susah untuk membuka mulut. Saya menjelaskan keadaan saya kepada siswa dan menyuruh mereka untuk tidak ramai sehingga kelas tetap kondusif. Tetapi salah satu siswa menawarkan diri secara langsung untuk membantu saya dalam melakukan presensi kehadiran siswa. Saat mereka melakukan presensi secara mandiri, mereka menggunakan bahasa yang lucu sehingga saya ikut tertawa dan saya menjadi lupa akan rasa sakit akibat pasca operasi karena tertawa bersama mereka.

Meskipun siswa kelas X D sering mengeluh terhadap tugas biologi yang menumpuk, mereka tetap mengerjakan apa yang saya tugaskan. Saya suka menilai pengerjaan siswa dengan cara memberikan penghargaan berupa kalimat pujian dan motivasi untuk terus semangat, serta ditambahkan emot senyum di akhir kalimat seperti ini Saya juga menyebutkan nama dari setiap pemilik buku yang mengumpulkan tugas, untuk lebih mendekatkan diri kepada setiap siswa saya. Dan karena itu, banyak siswa yang suka dan bahkan mengutarakan rasa senangnya setelah memperoleh nilai berupa kalimat-kalimat pujian tersebut. Saya melakukan hal tersebut karena sewaktu saya menjadi siswa dan selalu mendapatkan tugas yang banyak, saya hanya ingin mendapat apresiasi dan dihargai karena telah berjuang pada titik itu. Bukan melulu hanya mendapatkan angka yang selalu disbanding-bandingkan dengan siswa yang memperoleh angka besar dalam nilainya. Alhamdulillah siswa saya juga merasa senang dan termotivasi dengan kalimat-kalimat yang saya tuliskan sendiri di buku mereka.

Selain itu, setiap saya menjelaskan atau pun pada saat siswa melakukan presentasi, saya sengaja menunjukkan rekap nilai keaktifan siswa dengan bentuk tabel yang telah berisi keterangan bahwa setiap pertanyaan, jawaban, tanggapan, dan saran yang siswa berikan akan saya beri nilai langsung saat itu juga. Karenanya siswa merasa terpacu untuk terus berbicara seputar pembelajaran dan hal tersebut dapat membuat kepercayaan diri mereka semakin meningkat. Dengan banyaknya siswa yang aktif, siswa yang peduli, dan siswa yang selalu menjaga sopan santunnya membuat saya selalu merasakan senang setiap mengajar di kelas X D.

Saat saya kelelahan akan sesuatu, tetapi siswa dapat membuat saya tertawa dan kembali ceria hanya dengan mengajar mereka. Bahkan saat saya merelakan jam istirahat untuk menunggu beberapa siswa yang belum selesai mengerjakan tugas, ada salah satu siswa yang selalu memberikan makanan kepada saya dan menanyakan, "Mengapa Ibu merelakan waktu istirahat demi kami?" Lalu saya menjawab, "Karena rasa sayang saya kepada kalian itu sangat besar, hingga saya bisa merelakan sesuatu demi membantu kalian." Setelah mengungkapkan kalimat tersebut, saya merasa bahagia karena mampu berkorban demi orang-orang yang saya sayangi.

Ada suatu hari dimana salah satu siswa yang menurut saya ambisius, merasa patah semangat dan selalu cemberut. Bahkan pada saat saya menjelaskan berkali-kali, siswa tersebut mengatakan tidak bisa memahami materi tersebut. Mungkin itu merupakan ujian saya dari Allah jika ada salah satu siswa yang diluar dugaan. Saya tetap menjelaskannya secara perlahan dengan menggunakan kalimat yang dipahami, alhamdulillah siswa tersebut akhirnya dapat paham. Saya sempat bertanya kepada siswa tersebut, mengapa hari ini seperti ada masalah sehingga raut wajahnya selalu sedih dan siswa tersebut menjawab tidak apa-apa. Tetapi, masyaAllah dia menghubungi saya di luar jam sekolah hanya untuk meminta maaf atas ketidaksopanan sikapnya karena telah murung sepanjang pelajaran Biologi. Setelah dia curhat dan saya berikan motivasi, siswa tersebut berjanji akan menaikan semangatnya untuk pertemuan selanjutnya, alhamdulillah.

Pada akhir masa periode Asistensi Mengajar, saya menggelar perpisahan kecil-kecilan dengan memberikan beberapa makanan dan nasihat yang berguna bagi masa depan para siswa. Pada kesempatan tersebut, saya juga meminta kepada siswa untuk menuliskan pesan dan kesan kepada saya selama menjadi guru Asistensi Mengajar di kelas X D. Kegiatan perpisahan tersebut diakhiri dengan sesi foto bersama. Saat pulang ke rumah, saya membaca seluruh pesan yang disampaikan oleh siswa. Betapa bahagianya dan terharunya saya dengan segala pesan yang tertulis. Banyak yang berterima kasih, tidak sedikit yang mengingatkan untuk menjaga solat, menjaga pola makan dan menjaga kesehatan. Dan yang paling saya sukai, menurut siswa-siswa X D saya sudah cocok menjadi guru yang baik, dan mereka berpesan bahwa saya harus menjadi diri sendiri dan jangan berubah menjadi guru yang galak. Banyak juga yang memberikan doa-doa baik, dan semoga doa baik kembali lagi ke kalian semua, aamiin...

Cukup sekian cerita suka cita yang dapat saya bagikan kepada para pembaca. Terima kasih karena telah membaca rasa syukur saya melalui tulisan ini. Semoga kita selalu dikuatkan dalam menghadapi cobaan-Nya dan senantiasa bersyukur atas nikmat-Nya aamiin...

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun