Mohon tunggu...
rendy  pribadi
rendy pribadi Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

pengajar di perguruan tinggi, aktif dalam kegiatan seni dan beladiri, senang membaca dan nongki.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menyoal Fear of Missing Out dan Pengaruhnya kepada Mahasiswa

1 Februari 2024   08:10 Diperbarui: 1 Februari 2024   08:17 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap mahasiswa pastinya ingin lulus dengan nilai yang memuaskan. Namun, perjalanan menuju pencapaian itu penuh dengan tantangan yang memerlukan pengorbanan besar. Dalam perjalanan menuju kelulusan mahasiswa menemui banyak kesulitan.

Misalnya sulit dalam menyelesaikan proyek di setiap semesternya, bingung dalam menyelesaikan masalah yang ada di setiap tugas yang diberikan, banyaknya godaan-godaan untuk menunda pekerjaan seperti hura-hura Ketika sudah saatnya pengumpulan tugas, ia tidak mengumpulkan karena terlambat dan akhirnya mengulang mata kuliah. Hal ini pula yang dapat menyebabkan kecemasan pada mahasiswa meningkat.

Bagi mahasiswa khususnya mahasiswa, proyek berperan penting dalam menambah pengalaman, melatih kemampuan dan kualitas diri, melatih untuk berpikir kritis, rasa tanggung jawab, serta salah satu sara untuk menerapkan pengetahuan yang telah didapat selama perkuliahan.

Akan tetapi, pengerjaan proyek justru menjadi salah satu penyebab meningkatnya perasaan FoMO (Fear of Missing Out) pada mahasiswa di setiap semesternya. Maka dari itu, tulisan ini akan membahas seputar penyebab dan pengaruh rasa Fear of Missing Out pada mahasiswa dan cara menghadapi perasaan tersebut dengan cara yang positif.

Fear of Missing Out dapat diartikan sebagai fenomena di mana seorang individu merasa takut dan cemas ketika orang lain mengalami pengalaman berharga namun individu tersebut tidak terlibat secara langsung di dalamnya (Amadea et al., 2023).

FoMO juga dapat dievaluasi sebagai suatu sifat dan memiliki kemungkinan berasal dari akar saraf dalam sistem otak (Husna & Mada, 2023). Perasaan FoMO tersebut akan membuat penderitanya membandingkan pencapaian dirinya dengan individu lain dikarenakan merasa tertinggal.

Ini sangat berbahaya jika dorongan tersebut tidak dilandasi dengan logika dan usaha yang masuk akal, maka apa pun akan dilakukan untuk menjadi atau mendapatkan apa yang dilihatnya. (https://id.theasianparent.com/fomo-pada-remaja)

Perasaan FoMO juga dapat disebabkan oleh konstruksi diri yang bersifat independen atau menganggap orang lain merupakan bagian dari dirinya, sehingga membuat dirinya ingin terus terhubung dengan orang tersebut dan bertanya-tanya tentang apa yang orang tersebut sedang lakukan. FoMO juga dapat dipengaruhi oleh faktor seperti informasi di media sosial, usia, topik yang disebarkan, dan lingkungan.

Informasi di media sosial yang berhubungan dengan kehidupan mahasiswa dapat memicu terjadinya perasaan FoMO. Seperti melihat kabar terbaru dan pencapaian, rasa bahagia orang lain yang dia lihat di media sosial dapat menumbuhkan rasa iri dan cemas akan terus menerus berpikir bahwa dia mungkin akan melewatkan hal yang penting.

Kebutuhan dan dorongan yang muncul akibat FoMO dalam mempertahankan komunikasi dapat terpenuhi melalu media sosial. Tersedianya informasi dari media sosial memungkinkan individu untuk mengetahui peristiwa apa saja yang dilakukan orang lain sepanjang waktu. (Aisafitri & Yusriyah, 2021)

Adapun salah satu pengaruh dari perasaan FoMO adalah kecemasan. Maka hal inilah yang menggambarkan maksud dari respons yang berhubungan dengan mental atau fisik di mana hal tersebut dapat mengancam atau menekan dirinya dan dipaksa untuk melakukan sesuatu di luar kendali kemampuannya (Nagari et al., 2023).

Kecemasan mahasiswa dalam mengerjakan proyek terkadang tidak hanya datang dari tingkat kesulitan ataupun waktu pengerjaan yang singkat, namun beberapa kecemasan juga datang dari lingkungan mahasiswa itu sendiri.

Misalnya, kekhawatiran saat merasa proyek yang sedang mahasiswa tersebut kerjakan terasa tidak memiliki kemajuan yang berarti dan merasa tertinggal oleh teman-temannya yang lain, kekhawatiran tidak dapat menyelesaikan proyek tepat waktu dapat membuat mahasiswa menyalahkan dirinya sendiri, merasa kurang yakin dengan apa yang telah dikerjakan, dan ketakutan untuk menghadapi sidang.

Kekhawatiran itulah yang dapat meningkatkan rasa FoMO dalam diri mahasiswa sehingga timbul rasa tidak ingin tertinggal dan panik ketika melihat teman menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat.

Rasa FoMO atau takut tertinggal tersebut banyak ditemukan pada mahasiswa, sehingga menimbulkan efek seperti kurangnya konsentrasi dalam mengerjakan proyek, menurunnya kualitas tidur karena memaksakan diri agar tidak tertinggal dan dapat selangkah lebih maju daripada yang lain.

 FoMO juga dapat menyebabkan individu merasa rendah diri dan tersaingi, merasa iri dan sedih ketika melihat temannya mengalami perkembangan yang lebih cepat daripada dirinya.

Perasaan tersebut memunculkan adanya perilaku saling membandingkan antar mahasiswa dan merupakan dampak yang ditimbulkan oleh FoMO.

Mengalami FoMO dalam kurun waktu yang lama akan mengakibatkan peningkatan stres yang tinggi. Seseorang yang merasa takut tertinggal juga dapat mengembangkan tingkat harga diri yang lebih rendah.

Sebuah studi oleh JWT Iintelligence menunjukkan bahwa FoMO dapat mempengaruhi pembentukan tujuan jangka panjang dan persepsi diri. Proses deprivasi relatif menciptakan FoMO dan ketidakpuasan. (https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/FOMO. Seorang mahasiswa yang mengalami FoMO terus-menerus sepanjang semester juga dapat mengakibatkan meningkatnya tingkat stres.

Berdasarkan hasil penelitian, beberapa mahasiswa memiliki caranya sendiri untuk melawan rasa FoMO. Seperti dengan menyadari bahwa setiap manusia memiliki jalan hidupnya masing-masing, tidak semua kegiatan yang dilakukan harus berdasarkan apa yang orang lain telah capai atau perasaan FoMO belaka.

Perlunya kontrol diri dan menetapkan batasan diri untuk menghindari perasaan FoMO. Tetaplah memiliki jiwa kompetitif, serta memiliki tujuan yang jelas. Dan percaya bahwa setiap manusia memiliki kemampuannya sendiri dan memiliki perspektif yang berbeda atas kemampuan yang dikuasainya (Husna & Mada, 2023).

Hal yang tidak kalah pentingnya yakni dukungan orang terdekat seperti menanyakan apa yang sedang dikerjakan, sudah sejauh mana Langkah pengerjaannya, dan kesulitan dalam meraih target menjadi hal yang penting di Tengah aktifitas mahasiswa yang multitasking.

Perasaan FoMO tersebut dapat kita redam dan kendalikan dengan menjadikan perasaan ketertinggalan dan iri sebagai motivasi untuk diri sendiri, serta menghadapi perasaan tersebut dengan positif, tidak membandingkan pekerjaan dan pencapaian diri dengan milik orang lain.

Fokus pada diri sendiri dan tujuan yang ingin diraih serta paham bahwa setiap individu memiliki kecepatannya masing-masing untuk mencapai keberhasilannya. Tidak menunda-nunda dalam melakukan sesuatu sehingga perasaan takut tertinggal atau FoMO dapat berkurang.

Sumber Referensi

Aisafitri, L., & Yusriyah, K. (2021). KECANDUAN MEDIA SOSIAL (FoMO) PADA GENERASI MILENIAL. Jurnal Audience, 4(01), 86--106. https://doi.org/10.33633/ja.v4i01.4249

Amadea, S., Saputera, M. D., & Chris, A. (2023). Gambaran fear of missing out mahasiswa fakultas kedokteran universitas tarumanagara tahun 2022. Jurnal Kesehatan Tambusai, 4(3), 2387--2392.

Husna, M., & Mada, U. G. (2023). PENGALAMAN FEAR OF MISSING OUT PADA MAHASISWA YANG MENGIKUTI PENGALAMAN FEAR OF MISSING OUT PADA MAHASISWA YANG. March. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.20524.13441/1

Nagari, W. S., Yuliansyah Muhammad, & Handayani, E. S. (2023). Hubungan Fomo Dan Anxiety Terhadap Remaja Adiksi Medsos Di Smkn 1 Martapura. Open Journal Systems, 17(6), 1225--1238. https://binapatria.id/index.php/MBI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun