Harus kuakui, Bu. Aku memang gadis yang biasa saja. Aku tak pandai memulas bedak dan make up. Selera pakaianku juga tak terlalu istimewa dan hanya pakaian yang sederhana. Untuk urusan dapur, aku juga tak begitu lihai. Masakan kesukaan anakmu yang bisa ku buat hanya tempe goreng dan tumis kangkung (padahal aku tak begitu suka sayur). Maafkan aku jikalu belum bias menyiapkan santapan lezat sarat gizi yang biasa kau sediakan untuk putramu.
Jika dibandingkan dengan gadis lainya, aku memang kalah menawan. Namun, ibu tidak usah meragukan kadar cintaku kepada putramu. Ya, aku mencintainya dari lipatan hatiku yang paling dalam. Aku berjanji pada ibu bahwa dengan segala kekurangan yang kumiliki aku akan membahagiakan putra kesayanganmu.
“Aku siap menjadi wanita teladan dan ibu yang sepertimu bagi anak keturunan putramu. Semoga ibu mau membimbingku menjadi istri yang istimewa”.
Ibu, dibalik kekurangan yang kumiliki, aku selalu ingin belajar. Ya, aku ingin menjadi istri yang istimewa bagi calon suamiku. Aku mulai belajar mengenal ragam rempah rempah dan membiasakan belajar meracik bumbu dapur. Bersediakah ibu membagi resep makanan favorit putramu? Aku ingin suamiku nanti bisa makan dengan lahap ketika menyantap masakan buatanku.
Aku juga ingin ibu tahu bahwa ada banyak hal dari ibu yang ingin aku tiru. Ya, aku ingin tangguh dan serba bisa seperti ibu.
Terima kasih Ibu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H