Mohon tunggu...
Rendy Bagas P
Rendy Bagas P Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Hutan Kota Srengseng, Hutan yang Dirindukan

17 Januari 2016   14:37 Diperbarui: 17 Januari 2016   15:02 1729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata Murah Menenangkan

Banyak yang tidak tahu, di tengah geliat pembangunan gedung-gedung megah di kawasan Jakarta Barat, terdapat oase hijau bernama Hutan Kota Srengseng. Hutan Kota yang terletak di Jalan Haji Kelik, Srengseng, Jakarta Barat, ini menawarkan kesejukan dan suasana hutan yang membuat kita betah berlama-lama di dalamnya.

Tarif yang dipasang pengelola Hutan Kota Srengseng sangat terjangkau, untuk pejalan kaki Rp. 1000, jika membawa sepeda motor dikenakan biaya tambahan Rp. 1000, sedangkan kendaraan roda empat Rp. 2000. Di kawasan ini, terdapat pelataran parkir luas yang dapat menampung ratusan sepeda motor dan puluhan mobil. Di seberangnya, berdiri kios-kios penjaja makanan dan minuman. Toilet dan tempat ibadah juga disediakan sebagai fasilitas penunjang para pengunjung.

Mulai merambah kedalam hutan, pengunjung pertama-tama akan melewati arena bermain anak-anak. Tersedia jalan setapak yang sudah dipasangi conblock untuk mengeksplore kawasan hutan secara keseluruhan. Jalan setapak ini terhubung antara satu dan lainnya.

Apabila kita mengambil jalan lurus dari arena bermain anak-anak, kita akan sampai di sebuah danau yang cukup luas, danau ini berfungsi sebagai tempat penampungan cadangan air di musim kemarau dan sebagai resapan air di musim penghujan. Selain itu, warga sekitar biasanya memanfaatkan danau ini untuk memancing. Tepat ditengah-tengah danau, terdapat pulau buatan yang membuat pemandangan menjadi lebih indah. Di salah satu tepi danau, terdapat undakan berupa teater terbuka. Kabarnya, di tempat ini sering diadakan panggung hiburan pada momen-momen tertentu.

Di hari-hari libur, mayoritas pengunjung hutan kota ini adalah keluarga dengan beberapa anak kecil. Mereka datang untuk menikmati keteduhan dan ketenangan, duduk-duduk santai di pinggiran danau. Sedangkan di hari-hari sibuk, banyak pasangan muda-mudi atau anak-anak sekolah bercengkerama bersama sepulang sekolah.

Hutan Kota Srengseng dibuka untuk umum mulai pukul 06.00-17.00. Biasanya, pengunjung mulai berdatangan jam 13.00-16.00. Saat malam, hutan kota ini tutup dan tidak boleh ada warga yang datang demi keamanan dan demi terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Sejarah

Hutan  Kota Srengseng ditetapkan sebagai hutan kota lewat Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta nomor 202 tahun 1995. Dalam surat keputusan tersebut kawasan Hutan Kota Srengseng difungsikan sebagai daerah resapan air, pengawetan plasma nuftah, tempat wisata dan aktifitas masyarakat.

Pembangunan Hutan Kota Srengseng tidak dilakukan dalam waktu singkat. Persiapannya seperti pembebasan tanah sudah dimulai sejak tahun 1986 yang kemudian mulai dibangun pada tahun 1993, tepatnya pada masa kepemimpinan Gubernur R Suprapto.

 Tempat ini dibangun dengan sistem gali uruk (sanitary landfill). Metode ini dipilih karena lahan seluas 15,3 hektar tersebut dulunya merupakan tempat pembuangan sampah. Setelah sekian kali dilakukan gali uruk terbentuklah hamparan yang luas, bahkan bau busuk yang semula dikeluhkan warga hilang dengan banyaknya tanaman produktif yang ditanam di Hutan Kota Srengseng.

Keanekaragaman Hayati

Dalam kawasan ini tumbuh 65 spesies pohon besar dari berbagai jenis dan tipe. Yang dominan terlihat diantaranya pohon-pohon akasia, ketapang, flamboyan dan jati, juga terlihat pohon mahoni.

Selain pohon-pohon bertajuk tinggi, terdapat juga pohon-pohon yang lebih pendek seperti perdu dan tanaman merambat. Pohon-pohon ini membentuk hutan berstrata banyak, yang terdiri dari pohon bertajuk tinggi, menegah, tanaman permukaan tanah dan tanaman merambat.

Menurut pengelola, di Hutan Kota Srengseng kepadatan rata-rata tumbuhnya mencapai 2570 spesies perhektar. Pohon-pohon di kawasan ini terdiri dari pohon buah dan bunga  yang bisa mendatangkan serangga. Sehingga mengundang kawanan burung untuk tinggal dan menetap.

Hutan Kota Srengseng juga menjadi habitat berbagai satwa liar. Diantaranya jenis burung, tikus, reptil seperti ular, biawak dan kadal. Burung yang sering ditemukan di kawasan ini adalah burung raja udang dan burung emprit.

 

Sumber :

-          wikipedia

-          www.jurnalbumi.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun